Megawati di Kampus St. Petersburg University: Artificial Inteligence Tidak Boleh Mengabaikan Kebenaran dan Etika
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 18 September 2024 18:57 WIB
“Sebelum saya berangkat ke sini, sebagai presiden wanita, saya digambarkan menyanyi. Luar biasa dibuat sedemikian rupa suara saya bisa sama. Padahal itu sedang rapat.”
“Tapi saya juga bertanya, bagaimana kalau semua (kemampuan AI) itu lalu digunakan untuk tujuan lain? Hanya diperlakukan demi kekuasaan dan hawa nafsu manusia misalnya. Bagaimana kalau kemampuan AI begitu digunakan untuk penjajahan lagi?” katanya.
Ia lalu memberi contoh kejadian di Inggris baru-baru ini. Di mana berbagai kerusuhan sosial, radikalisme, dan ekstrimisme akibat berita palsu (fake news) berbasis AI beredar.
“Kesemuanya menjadi tanda peringatan serius ketika teknologi mengabaikan kebenaran dan etika kemanusiaan,” katanya.
Megawati berharap para akademisi di seluruh dunia dapat mengarahkan pengembangan AI yang mendengarkan gelora kemanusiaan yang kuat.
“Semoga melalui forum yang sangat bergengsi ini, kolaborasi riset dan pendidikan yang berpijak pada gelora kemanusiaan akan bergema kuat. Kemajuan teknologi termasuk AI harus dibingkai pada upaya meningkatkan peradaban, membangun keharmonisan sosial, dan hubungan antar bangsa yang lebih berkeadaban,” katanya. ***
Baca Juga: Megawati Pimpin Upacara 17 Agustus di Sekolah Partai PDI Perjuangan Jakarta: Dihadiri Ribuan Kader