Sastrawan Aspar Paturusi Tergolong Remaja Ajaib, Ketika Masih SMP Sudah Menulis Naskah Drama
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 06 Agustus 2024 03:50 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Aspar Paturusi kecil termasuk remaja ajaib. Ketika SMP, dia sudah menulis naskah drama, dan dia pula menjadi sutradara pementasannya. judulnya, "Akhirnya Kembali ke Desa."
Semua pemain drama yang naskahnya dikarang Aspar Paturusi sudah meninggal dunia. Pemain terakhir yang meninggal adalah August Parengkuan, wartawan Kompas dan duta besar Italia.
Puisi pertamanya di muat di Mimbar Indonesia tahun 1960, atau pada usia 17 tahun. Redaktur Budayanya ketika itu adalah HB Jassin. Total, Aspar Paturusi telah menulis 6 buku puisi, dan 3 Novel, termasuk Novel untuk anak: Kampung si Epin.
Baca Juga: Puisi Aspar Paturusi: Aku Tukang Becak
Kini pria gagah besar ini telah berusia 81 tahun, pada 10 April tahun ini. Sampai kini masih aktif menulis puisi dan membaca puisi. Total sudah hampir 70 tahun, Aspar berkarya. Dan juga 48 tahun jadi wartawan.
Aspar masih memukau di batas panggung puisi. Bersama istri, Aspar membacakan sajak Nina Bobo di video di atas. Sangat mengagumkan.
Lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan, 10 April 1943, Aspar memperoleh ijazah Bachelor of Arts (B.A.) dari Fakultas Sastra Filsafat Jurusan Paedagogik, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan tahun 1965.
Baca Juga: Satupena Akan Diskusikan Menulis yang Berdampak dengan Pembicara Sastrawan Okky Madasari
Aspar pernah mengajar di sebuah sekolah dasar di Makassar tahun 1961—1964. Dia juga tercatat sebagai pendiri Dewan Kesenian Makasar dan menjabat Ketua Departemen Sastra pada tahun 1969—1985. Dia pernah menjadi wartawan di penerbitan Bhakti Baru dan Ketua Komite Teater di Dewan Kesenian Jakarta mulai tahun 1990.
Aspar mulai menulis pada tahun 1957. Karyanya yang pertama berupa naskah drama. Tahun 1959 naskah dramanya dipentaskan oleh siswa SMEA Makassar. Sejak itu, Aspar menulis, menjadi pemain, dan menjadi sutradara sejumlah drama.
Pada tahun 1963 dan 1964 ia menjuarai lomba deklamasi di Makassar. Tahun 1968 ia meraih hadiah pertama Sayembara Mengarang Puisi yang diselenggarakan oleh Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI) Cabang Makassar. Awal tahun 1975 ia bergabung dengan Teater Kecil asuhan Arifin C. Noer.
Dia juga turut bermain di Taipei, Taiwan (1984) dengan Teater Saja pimpinan Ikranagara dan pernah pentas di Singapura dan Malaysia pada tahun 1985. Aspar juga pernah meraih predikat sebagai aktor terbaik pada Festival Sinetron Indonesia tahun 1990 dalam Sinetron "Anak Hilang" karya Slamet Raharjo.