Warga Keturunan Tionghoa di Kota Batam, Kepulauan Riau Lestarikan Ritual Bakar Tongkang
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 23 Juli 2024 00:01 WIB
“Tau kenapa namanya Bagansiapiapi, karena dulu itu di Bagan banyak kunang-kunang. Dari laut itu para perantau itu melihat kunang-kunang hingga akhirnya sampai di Bagan,” katanya.
Setelah menetap di Batam, kehidupan para perantau Tiongkok tersebut membaik, pekerjaan melimpah ruah, hingga memutuskan tidak akan kembali ke kampung halamannya dengan membakar tongkang yang sudah menyelamatkan hidupnya.
“Kenapa dinamakan Bagansiapiapai, karena mereka di laut, di Bagan itu banyak kunang-kunang. Kunang-kunang itu mengeluarkan cahaya, jadi tongkang ini mengikuti cahaya kunang-kunang hingga sampai di bagan,” kata Aun.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru Imlek, Umat Konghucu dan Etnis Tionghoa di Bangka Bersihkan Kelenteng
Ritual membakar tongkang diyakini oleh warga keturunan Tionghoa sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas karunia rezeki yang diberikan. Dan menjadi momentum untuk memohonkan doa terkait hajat yang sedang diupayakan.
Ritual bakar tongkang juga menjadi agenda daerah Kota Batam untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardi Winata mengatakan tahun 2024 ini Pemkot mendapatkan target kunjungan wisatawan dari Kementerian Pariwisata sebanyak 3 juta jiwa.
Baca Juga: Warga Tionghoa di Kabupaten Belitung Sembahyang Leluhur Jelang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili
“Selama empat bulan 2024 ini wisatawan ke Kota Batam terus meningkat, angkanya saat ini sudah 500 ribu wisatawan,” kata Ardi.
Pemkot Batam optimistis untuk mencapai target kunjungan wisatawan ke Kota Batam.***