Azmi Abubakar: Diskriminasi Terhadap Tionghoa Berasal dari Informasi Sesat Warisan Orde Baru
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 27 Januari 2023 12:15 WIB
ORBITINDONESIA - Diskriminasi oleh masyarakat terhadap warga Tionghoa berasal dari ketidaktahuan. Informasi yang tersedia sangat minim, dan informasi yang sudah minim itu sesat pula. Hal itu dinyatakan oleh Azmi Abubakar, Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.
Azmi Abubakar menyatakan itu dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam, 25 Januari 2023. Webinar itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Diskusi Satupena itu dipandu oleh Anick HT dan Amelia Fitriani.
Azmi Abubakar menuturkan, informasi tentang Tionghoa yang minim dan sesat itu terjadi di era rezim Orde Baru. Sehingga ketika terjadi krisis moneter dan ekonomi menjelang reformasi 1998, warga Tionghoa yang dituduh sebagai penyebab dan disalahkan.
Baca Juga: EG dan DEG Ancam Kesehatan Anak, PDUI Minta Masyarakat Bijak Pilih Kemasan Pangan yang Aman
Azmi menjelaskan, kerusuhan rasial terhadap warga Tionghoa yang terjadi pada 13-14 Mei 1998 menjadi salah satu pendorong bagi dirinya, untuk merintis berdirinya Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.
Azmi menyesalkan, serangan rasial terhadap warga Tionghoa pada 13-14 Mei itu seharusnya tak perlu terjadi, jika masyarakat memiliki informasi yang benar tentang peran dan kontribusi warga Tionghoa pada Indonesia.
Hal kedua yang mendorong langkah Azmi adalah bencana tsunami yang pernah menimpa Aceh dan menewaskan sekitar 200.000 orang.
“Masyarakat Tionghoa membantu korban tsunami Aceh dan selama bertahun-tahun mendampingi pemulihan Aceh,” ujar pria asal Aceh ini.
Baca Juga: BRI Liga 1: Borneo FC Datangkan Gelandang Arema FC
Azmi berpendapat, obat mengatasi diskriminasi itu adalah lewat pemberian informasi yang benar. “Diskriminasi terjadi karena informasi yang terbatas, bahkan sesat pula,” tegasnya.