DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Warga Keturunan Tionghoa di Kota Batam, Kepulauan Riau Lestarikan Ritual Bakar Tongkang

image
Warga keturunan Tionghoa berdoa di depan ritual bakar tongkang yang dilaksanakan di Cetya Upho Sukadarma, Baloi, Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin, 22 Juli 2024. (ANTARA/Laily Rahmawaty)

ORBITINDONESIA.COM - Warga keturunan Tionghoa di Kelurahan Bali, Kota Batam menggelar ritual bakar tongkang bertempat di Cetya Upho Sukadarma, sebagai upaya melestarikan tradisi budaya bentuk syukur serta merayakan hari lahirnya Dewa Perang Kie Hu Ong Ya.

“Jadi ini ritual bakar tongkang yang ke-25 kalinya kami gelar,” kata Ketua Panitia Bakar Tongkang Hendra Asman di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin, 22 Juli 2024.

Ritual bakar tongkang di Kota Batam ini merupakan rangkaian dari tradisi yang dirayakan oleh warga keturunan Tionghoa dari Bagansiapiapi, berlangsung selama 3 hari, yakni tanggal 20-22 Juli 2024, atau pada kalender Implek, tanggal 15,16 dan 17 bulan keenam.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru Imlek, Umat Konghucu dan Etnis Tionghoa di Bangka Bersihkan Kelenteng

Menurut Hendra, pada hari pertama ritual dimulai dengan pawai yang digelar oleh warga keturunan Tionghoa, di akhir acara adalah tradisi bakar tongkang yang dilaksanakan petang hari azan magrib. Selain disaksikan oleh warga Tionghoa Kota Batam, juga dihadiri pula perwakilan dari Pemerintah Kota Batam, dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

Ritual ini diawali dengan sembahyang tongkang, warga berdatangan ke lokasi acara, lalu melakukan sembahyang di hadapan tongkong. Setelah itu, pembukaan dan barulah dimulai ritual bakar tongkang. Kapal dengan ornamen warna merah dan kuning mendominasi, berdiameter sekitar 3 meter panjang dan tinggi 1 meter itu, digotong oleh sejumlah laki-laki berbaju seragam warna kuning.

Tongkang berupa replika kapal asal Tiongkok itu lalu dipikul dan di bawa ke tempat pembakaran, sebelumnya kapal diisi berbagai macam, benda-benda sembahan, seperti beras, jam dinding, dan banyak lainnya. Semua serahan ini sebagai wujud syukur warga Tionghoa kepada para dewa yang dipercayainya.

Baca Juga: Warga Tionghoa di Kabupaten Belitung Sembahyang Leluhur Jelang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili

Ritual bakar tongkang ini sejatinya tradisi yang dilakukan warga keturunan Tionghoa di Bagansiapiapai Provinsi Riau, dilaksanakan setiap tanggal 15,16 dan 17 bulan kelima tahun Imlek. Berbeda dengan Kota Batam digelar pada tanggal yang sama tetapi beda bulan.

“Kenapa beda, karena di Bagansiapaiapai itu di bulan lima. Sedangkan di Batam kami bikin bulan 6, itu pada hari ulang tahun Dewa Kie Hu Ong ya, sebagai protokol di Cetya Upho Sukadarma,” kata Herman.

Ketua Yayasan Cetya Upho Sekidarma Rudi menjelaskan tradisi bakar tongkang ini bermula dari kisah sejumlah orang bermarga Ang dari daratan Tiongkok pergi melaut menggunakan tongkang untuk mengadu nasib mencari penghidupan yang lebih layak pada tahun 1880.

Baca Juga: Warga Tionghoa Kecewa, Perayaan Imlek di Aceh Tanpa Barongsai, Cegah Penggiringan Politik Pemilu

Perjalannya mereka yang mendapat tuntutan dari Sang Pencipta melalui Kunang-kunang itu membuat para perantau tersebut mendarat di Bagansiapi-api.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait