AS Tempatkan Rudal Jarak Jauh Tomahawk dan SM-6, Warga Jerman Cemas Risiko Perang dengan Rusia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 17 Juli 2024 17:05 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Hampir separuh warga Jerman yang disurvei khawatir bahwa penempatan rudal jarak jauh Amerika Serikat di negara mereka akan meningkatkan risiko perang antara NATO dan Rusia, menurut studi yang diterbitkan majalah Stern pada Selasa, 16 Juli 2024.
Survei yang dilakukan oleh lembaga jajak pendapat Forsa menemukan bahwa 47 persen warga Jerman khawatir risiko perang akan meningkat setelah Amerika Serikat mulai mengerahkan rudal jarak jauhnya ke Jerman pada 2026.
Hanya 17 persen warga Jerman yang disurvei yang mengatakan bahwa penempatan rudal tersebut tidak akan meningkatkan risiko perang.
Baca Juga: Dukungan Faktanya Terus Berlanjut, AS Pasok 10 Ribu Bom dan Rudal untuk Israel Sejak Konflik Gaza
Studi ini menunjukkan bahwa skeptisisme terhadap penempatan itu membuat 90 persen kalangan pendukung parpol Aliansi Sahra Wagenknecht (partai populis sayap kiri di Jerman) menyatakan keprihatinannya.
Sementara 65 persen pendukung parpol Alternatif untuk Jerman (partai populis sayap kanan) menyatakan kekhawatiran serupa. Hanya sepertiga pendukung Partai Hijau yang menyatakan prihatin.
Sebelumnya, Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin pada pekan lalu mengatakan bahwa penempatan senjata jarak jauh AS di negara Eropa barat itu tidak akan meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Baca Juga: Denmark Tolak Tuduhan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang Keberadaan Rudal Jarak Menengah
Pada 10 Juli, Pentagon mengatakan bahwa AS mulai 2026 akan memulai penempatan sistem jarak jauh secara tidak menentu di Jerman sebagai bagian dari perencanaan penempatan permanen senjata-senjata ini di masa depan.
Persenjataan ini termasuk rudal jenis SM-6, Tomahawk dan pengembangan rudal hipersonik.***