Mengapa Presiden Emomali Rahmon Melarang Hijab di Tajikistan yang Mayoritas Muslim, Ini Latar Belakangnya
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 25 Juni 2024 19:08 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Emomali Rahmon melarang hijab di Tajikistan yang mayoritas penduduknya Muslim baru-baru. Mengapa? Inilah cerita latar belakangnya
Larangan hijab di Tajikistan merupakan langkah terbaru Presiden Emomali Rahmon untuk menurunkan religiusitas masyarakat. Undang-undang baru ini membatasi impor, penjualan, dan pemakaian pakaian 'asing', dan pelanggarannya akan dikenakan denda.
Parlemen Tajikistan menyetujui rancangan undang-undang yang melarang hijab pada hari Jumat, 21 Juni 2024. Keputusan tersebut menyusul pembatasan pakaian keagamaan selama bertahun-tahun, di mana Presiden Emomali Rahmon menyebut hijab sebagai bagian dari "pakaian asing", kantor berita independen Asia Plus yang berbasis di Dushanbe melaporkan.
Baca Juga: Isu Garuda Indonesia Larang Pramugari Pakai Jilbab, Begini Reaksi Wapres Ma'ruf Amin: Aneh!
RUU pembatasan penggunaan hijab disahkan pada sidang ke-18 majelis tinggi Parlemen, Majlisi Milli. DPR tersebut melarang "pakaian asing" dan perayaan anak-anak pada dua hari raya Islam yang paling penting—Idul Fitri dan Idul Adha.
Lebih dari sebulan sebelumnya, pada tanggal 8 Mei 2024, majelis rendah parlemen negara tersebut, Majlisi Namoyandagon, menyetujui RUU tersebut. Dengan jilbab, syal Islam sebagai pusatnya, RUU ini menargetkan pakaian tradisional Islam.
Larangan hijab yang dilakukan Rahmon dilakukan sebagai bagian dari agendanya untuk mempromosikan budaya 'Tajiki', yang bertujuan untuk mengurangi religiusitas masyarakat yang terlihat.
Baca Juga: Sekian Lama Bungkam, Nikita Mirzani Ungkap Alasan Dirinya Lepas Jilbab, Ternyata Gara Gara Warganet!
Sebagai pemimpin negara yang Rahmon anggap sebagai negara sekuler, larangan tersebut berakar kuat pada politik dan cengkeraman kekuasaannya.
Emomali Rahmon memerintah selama 30 tahun, sejak ia menjabat sebagai Presiden negara Asia Tengah tersebut pada tahun 1994. Posisi presiden ini berlawanan dengan partai politik yang lebih religius, lapor The Indian Expres
Di bawah pemerintahan Rahmon, Tajikistan telah mengalami serangkaian perubahan – larangan hijab menjadi yang terbaru.
Salah satu perubahan besar terjadi pada tahun 2016, menyusul amandemen Konstitusi Tajikistan yang menghapus batasan masa jabatan presiden. Dia juga melarang partai politik berbasis agama yang dapat menentang partainya.