Joko Anwar Hadirkan Nightmares and Daydreams, Antologi Satire Sosial di Netflix dari Sang Master Horor
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 24 Juni 2024 01:30 WIB
Pada awalnya, tujuh episode dalam serial Nightmares and Daydreams tak terlihat saling berkait, namun lama kelamaan terasa ada utas benang merah yang menjahit narasinya.
Setiap episodenya memiliki narasi masing-masing, namun pada akhirnya bertaut dan saling mengisi, memunculkan sebuah kejutan besar di ujung serial.
Linimasa
Serial menyoroti kehidupan orang-orang terpinggirkan, mulai dari sopir taksi yang mencoba menyelamatkan ibunya dari panti jompo, seorang adik mencari kakaknya yang hilang secara misterius setelah melamar kerja, hingga seorang pelukis poster film yang terjebak di bioskop aneh.
Mereka mengalami serangkaian peristiwa supranatural yang terjadi dalam rentang tahun 1985 hingga 2024.
Episode pertama berjudul "Old House" berkisah tentang seorang sopir taksi (Ario Bayu) pada tahun 2015 yang dengan enggan menyerahkan ibunya yang sudah lanjut usia (Yati Surachman) ke panti jompo eksklusif. Meski menaruh curiga, karena himpitan ekonomi, ia terpaksa merelakan ibunya yang sudah sepuh di fasilitas tersebut.
Baca Juga: Netflix Tak Akan Buat Karakter Chopper di One Piece Live Action dengan CGI, Biaya Jadi Masalah Utama
Episode dua "The Orphan", lompat ke tahun 2024, melihat kehidupan pasangan pemulung Iyos dan Ipah (Yoga Pratama dan Nirina Zubir) yang tinggal dan bekerja di tempat pembuangan sampah. Berniat mengubah nasib, mereka mengadopsi seorang anak yatim piatu (Faqih Alaydrus) yang memiliki kekuatan untuk menghujani kekayaan pada siapa pun yang merawat dan mengasihinya.
Episode tiga, "Poems and Pain" mengajak mundur ke tahun 2022 di mana Rania (Marissa Anita), seorang penulis terkenal, menemukan bahwa dia memiliki kekuatan berpindah ke dalam tubuh saudara kembarnya.
Rania, si penulis yang merasa sudah buntu dalam menulis karya baru yang laris mendadak banting stir mengungkap misteri hilangnya saudara kembarnya.
"The Encounter" adalah judul episode keempat mengisahkan sekelompok nelayan kerang di Jakarta pada tahun 1985.