DECEMBER 9, 2022
Kolom

Emi Wiranto: Diplomasi Presiden Terpilih Prabowo Subianto

image
Prabowo Subianto (Foto: Antara)

Selain perang Rusia dan Ukraina, Israel dan Palestina, juga terdapat arena baru konflik yang memerlukan penanganan, yaitu Laut China Selatan, Taiwan dan isu keamanan di Pasifik.

Oleh karena itu, peran Prabowo relevan untuk menunjukkan posisi strategis Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang. Secara geopolitik dan elemen-elemen, negara ini memiliki nilai tawar yang cukup kuat untuk memainkan peran membangun dialog, diplomasi, dan kerja sama dalam beberapa sektor yang menentukan dalam mengatasi konflik dan krisis, di antaranya diplomasi pertahanan keamanan, diplomasi energi, diplomasi ekonomi, dan terutama diplomasi kemaritiman yang menjadi potensi bangsa Indonesia.

Jokowi dan Prabowo

Baca Juga: Keluarga Besar Prabowo di Sulawesi Utara Syukuran Kemenangan

Selama kepemimpinannya sebagai kepala negara dan pemerintahan Indonesia hampir 10 terakhir, Jokowi dikenal mengutamakan kepentingan nasional (national interest first). Oleh karena mempunyai kepekaan yang tinggi dalam membela kepentingan rakyat, bukan saja telah menunaikan tugas dan darmanya dengan komprehensif, tetapi juga berhasil mengantarkan salah satu anggota kabinetnya, Prabowo Subiyanto sebagai presiden terpilih yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden terpilih dalam satu putaran.

Hal itu suatu kemajuan dalam perkembangan sosial, politik, dan keamanan Indonesia di mana perhelatan Pilpres 2024 lebih efisien dari pada sebelumnya karena digelar dalam satu putaran, sehingga menghemat anggaran negara.

Sejumlah pembangunan prioritas telah didesain dan dikembangkan skala prioritas pada model pembangunan baru yang dikenal dengan Indonesia-sentris untuk mewujudkan cita-cita negara ideal Indonesia menurut UUD 1945, melindungi segenap bangsa, menyejahterakan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Kunjungi Akademi Militer Magelang, Beri Pengarahan Kebangsaan kepada Siswa

Strategi pembangunan Jokowi tersebut telah meyakinkan Prabowo untuk semakin percaya diri dalam membawa prestasi dan kemajuan bangsa di luar negeri. Sebaliknya apabila strategi pembangunan Indonesia sentris kurang berhasil, maka bukan saja diplomasi internasional mengalami kegagalan dan tidak mendapatkan respons dari negara-negara sahabat sesuai fatsun politik luar negeri Indonesia, “thousand friends, zero enemy”.

Indonesia memang memiliki target jangka panjang untuk membangun keunggulan saat bangsa ini berada di usia 100 tahun, pada 2045. Oleh karena itu, pemerintahan baru di bawah Prabowo-Gibran perlu berkonsentrasi pada upaya memanfaatkan bonus demografi kaum muda milenial dan bahkan generasi Z yang jumlahnya di atas 100 juta.

Mereka merupakan salah satu harapan dan tulang punggung pembangunan Indonesia ke depan. Karena pada kaum muda ini diharapkan menjadi modal sosial penting dalam mencapai keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif untuk meraih target sebagai negara kuat dan menempati urutan 5-10 besar negara dengan tingkat ekonomi menegah ke atas (mindle upper income country).

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Akan Tambah Fakultas Baru di Universitas Pertahanan untuk Cetak Lulusan Terbaik

Berbagai potensi sumber daya alam dan lingkungan dapat menjadi kekuatan baru apabila dapat dikelola dengan baik ke depan oleh generasi muda, dengan mengutamakan kepentingan negara dan publik di atas kepentingan kelompok dan diri sendiri.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Antara

Berita Terkait