DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat: Sistem Deteksi Dini Tuberkulosis Perlu Diperbaiki

image
Tangkapan layar - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam diskusi daring bertema "Darurat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)" yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 dipantau di Jakarta, Rabu, 22 Mei 2024. (ANTARA/Melalusa Susthira K.)

ORBITINDONESIA.COM - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai, sistem deteksi dini dalam pelaporan kasus Tuberkulosis (TB) perlu diperbaiki dan harus menjadi bagian dari langkah strategis demi mewujudkan perlindungan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan Global TB Report Tahun 2023, katanya, Indonesia berada pada posisi kedua dengan perkiraan 1.060.000 kasus dan 134.000 kematian akibat Tuberkulosis per tahun. Sehingga sepanjang tahun, menurut Lestari Moerdijat, Indonesia menghadapi tantangan dalam penanggulangannya.

"Stigma dan diskriminasi terhadap pasien Tuberkulosis masih menjadi tantangan dalam proses pengobatan," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.

Baca Juga: Guru Besar UI Erlina Burhan Kembangkan Vaksin M72 untuk Pengobatan Tuberkulosis yang Lebih Efektif

Menurutnya, saat ini penyebarluasan informasi terkait Tuberkulosis perlu ditingkatkan agar semua pihak terlibat aktif dalam pencegahan dan upaya pengendaliannya. Dia mengungkapkan banyak masyarakat bahkan pasien masih kurang memahami terkait identifikasi dan tahapan pengobatan yang dijalaninya.

"Catatan tersebut harus mendorong penguatan komitmen Indonesia dalam mengatasi TB," kata dia.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja TB dari Kementerian Kesehatan Tiffany Tiara Pakasi mengatakan bahwa penuntasan kasus TB perlu dilakukan dengan cara memutus rantai penularan dengan mengidentifikasi kasus lebih cepat. Sehingga pemenuhan pengobatan dilakukan secara tuntas dan pasien dapat sembuh dengan baik.

Baca Juga: Dokter Arifianto: Pengobatan Tuberkulosis Pada Anak Harus Dijalani Sampai Tuntas Agar Bakteri Dibasmi Habis

Dia mengatakan, kenaikan kasus TB di tanah air pada akhir-akhir ini disebabkan peralihan konsentrasi pada masa pandemi COVID-19.

Menurutnya, penurunan pelaporan kasus TB pada masa pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya delay reporting kasus yang terjadi. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait