DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bila Danarto Chatting dengan Jibril

image
Lia Eden. Foto: Instagram/tolololpedia_

Ketiga, ia kasyaf karena "bersekutu' dengan ruh jahat atau setan. Kasyaf yang terakhir ini aura kejahatannya tampak jelas. Mukanya seram, fatwanya menyesatkan, dan pemberitahuannya bersifat kontraktual atau komersil.

Bunda Lia sendiri sebetulnya tidak kasyaf. Ia baru pinter, ilmunya luas dan kasyaf bila Jibril memakai dirinya untuk mediator. Mediator penyampai berita langit.

Lucu, ketika Bunda Lia menyampaikan suatu berita atau ilmu yang baru dalam sapaan, ia sendiri tidak mengerti apa yang dimaksud. Jika sudah begitu, Abdul Rahman yang menjelaskannya. Rahman adalah tangan kanan Bunda Lia.

Aku, saat itu tahun 1998-an, adalah salah seorang santri Eden paling tidak kasyaf. Mataku rupanya polos los. Mataku tidak pernah melihat apa-apa di Mahoni dan konon sinar putih di diri Bunda Lia.

Baca Juga: Kenali Dampak Stres Terhadap Perilaku dan Kesehatan Seseorang, Salah Satunya Jadi Penyendiri

Dunuk (istri Danarto), Marike (istri Nabi Soleh), dan pendeta Damai Siregar sebaliknya. Mereka sering tertegun saat menghadiri sapaan.

Kata pendeta Damai Siregar, kalau sedang sapaan Bunda Lia didampingi Nabi Musa dan Bunda Maria, mamahnya Yesus. Begitu pula Dunuk dan Marike sering melihat Musa dan Bunda Suci Maria di samping Lia Eden.

Kadang, kalau sedang sapaan Jibril, Bunda Lia minta lampunya dimatikan. Lalu murid-murid Salamullah diminta mengenali siapa yang berada di samping Bunda. Pendeta Damai, Dunuk, dan Marike langsung teriak- teriak...itu Musa, Itu Bunda Maria.

Lah aku? Tak melihat apa-apa. Aku yo gumun. Kenapa aku tak bisa melihat berkas cahaya dari ruh-ruh suci itu? Satya Nugraha, aktivis Muhammadiyah, langsung nyletuk -- Simon mah banyak dosa. Makanya tidak kasyaf. Tak bisa melihat ruh-ruh suci di samping Bunda Lia karena mata Simon penuh dosa! Ujar Satya.

Baca Juga: Bacaan Doa Akhir Tahun Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah, Lengkap Bacaan Latin dan Artinya

Halaman:

Berita Terkait