Ormas BPPKB Banten Minta Maaf Berkait Insiden di Pasar Induk Kramatjati Jakarta Timur
- Penulis : Arseto
- Minggu, 18 Mei 2025 07:27 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Organisasi kemasyarakatan Ormas) Pengurus Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten meminta maaf berkait insiden di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu 10 Mei 2025.
"Kami atas nama pengurus dan anggota BPPKB Banten Unit Pasar Induk yang baru saja dikukuhkan sekitar sebulan lalu meminta maaf atas insiden yang terjadi pada Sabtu malam di Pasar Induk Kramat Jati," kata Ketua BPPKB Banten Unit Pasar Induk Kramatjati, Rapiudin.
Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu, Rapiudin menjelaskan, dia meminta maaf kepada Kepala Keamanan atau Sekuriti Pasar Induk Kramatjati, Teguh yang juga purnawirawan Polri.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Ringkus Anggota Ormas yang Peras Pedagang di Depok
"Kami juga meminta maaf kepada Pak Teguh, Kepala Sekuriti Pasar Induk Kramat Jati, atas peristiwa yang tidak mengenakkan tersebut," katanya.
Selain itu, dia juga menegaskan bahwa Ormas BPPKN Banten yang dipimpinnya selalu tunduk dan kepada aturan yang berlaku.
Menurutnya, selama ini BPPKB Banten Unit Pasar Induk Kramatjati selalu bersinergi dengan PD Pasar Jaya selaku pengelola maupun PT Rafik Karya Mandiri (RKM).
Baca Juga: Belasan Ribu Pecalang di Bali Deklarasi Tolak Kehadiran Preman Berkedok Ormas
Sebelum insiden tersebut, ia telah menemui pengelola Pasar Induk Kramatjati untuk menyampaikan permohonan dari para pedagang kali lima (PKL) agar bisa beroperasi, setidaknya mulai pukul 17.00-05.00 WIB.
"Pengelola Pasar Induk Kramatjati belum memberikan keputusan karena masih harus merapatkan dengan pimpinan," katanya.
Usai pertemuan, pengurus BPPKB Banten sempat menemui Teguh dan beberapa sekuriti lainnya untuk membicarakan hal tersebut.
Baca Juga: Stella Christie: 12 Sekolah Garuda Transformasi Siap Digelar Tahun Ini
"Ketika itu, kondisi pasar tetap kondusif. Sampai akhirnya terjadi insiden dimana PP alias Pendi marah-marah kepada Teguh. Diduga, PP mendapat informasi yang tidak akurat sehingga membuat emosinya terbakar," kata Rapiudin.