Universitas Columbia di Amerika Serikat Ancam Keluarkan Mahasiswa Peserta Aksi Antiperang Israel
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 01 Mei 2024 13:47 WIB
“Ini tentang menanggapi tindakan para pengunjuk rasa, bukan tujuan mereka. Seperti yang kami katakan kemarin, gangguan di kampus telah menciptakan lingkungan yang mengancam bagi banyak mahasiswa dan staf pengajar Yahudi kami dan gangguan bising yang mengganggu pengajaran, pembelajaran, dan persiapan untuk ujian akhir,” tambahnya.
Keputusan Shafik memanggil polisi untuk membubarkan paksa perkemahan awal dan menangkap pendemo yang melakukan aksi duduk pada 18 April menjadi pemicu gerakan protes yang lebih luas.
Hal tersebut semakin menguatkan para demonstran, dan perkemahan pun menyebar ke universitas-universitas di seluruh negeri, meskipun ada penangkapan dan ancaman dari administrator universitas.
Baca Juga: Direktur Migrant Watch, Aznil Tan: Tidak Tepat Jika Kasus Magang Mahasiswa ke Jerman Disebut TPPO
Sejak saat itu ratusan mahasiswa ditahan di kampus-kampus dengan protes menuntut universitas melakukan divestasi dari Israel dan mengutuk kebrutalannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, di mana sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Tidak hanya itu, Israel juga menargetkan gedung-gedung pendidikan tinggi di Gaza, di mana 12 universitas besar dihancurkan. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) secara terpisah melaporkan adanya kerusakan massal di jaringan sekolah yang mereka kelola di daerah kantong pesisir tersebut. ***