China Protes Ancaman Kenaikan Tarif Baja dan Alumunium Hingga Tiga Kali Lipat oleh AS
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 20 April 2024 13:06 WIB
"Alih-alih memperbaiki kesalahannya, AS memilih untuk menggandakannya dengan mengancam akan menaikkan tarif baru dan mengumumkan penyelidikan baru Pasal 301," kata Lin Jian.
China tetap akan mengikuti dengan cermat bagaimana penyelidikan tersebut namun mendesak AS untuk berhati-hati dalam perkataan dan perbuatannya, berhenti memanipulasi masalah terhadap China pada tahun pemilu AS, berhenti mengubah masalah ekonomi dan perdagangan menjadi masalah keamanan, mencabut tarif tambahan terhadap China dan berhenti menerapkan tarif baru.
Beijing juga menegaskan tidak membuat masalah "kelebihan kapasitas" atas produk mobil elektrik dan mengatakan hal itu hanya pengulangan tuduhan AS yang pernah menuduh China "kelebihan kapasitas" karena mengekspor banyak produk berkualitas tinggi dan berbiaya rendah.
Baca Juga: Juru Bicara Mao Ning: Asia Tenggara Penting untuk China
"Kini mereka memberi label 'kelebihan kapasitas' pada ekspor produk energi baru China. AS mengekspor 80 persen cip komputernya terutama cip canggih dan menjadi pengekspor daging babi dan produk pertanian. Apakah 'kelebihan kapasitas' itu menurut logika AS?" kata Lin Jian.
Lin Jian mengatakan faktanya, rasio ekspor terhadap produksi kendaraan energi terbarukan jauh lebih rendah dibandingkan Jerman, Jepang, dan Korea Selatan ,artinya AS hanya menggunakan alasan "kelebihan kapasitas" untuk memukul industri China dan memberikan AS keuntungan yang tidak adil dalam persaingan pasar.
"Ini adalah contoh lain dari pemaksaan dan intimidasi ekonomi AS. Di dunia saat ini, penawaran dan permintaan bersifat global, dan kapasitas masing-masing negara ditentukan oleh keunggulan komparatif," ungkap Lin Jian.
Baca Juga: Mao Ning: Hubungan Ekonomi China dengan Rusia Tidak Terkait Perang di Ukraina
Keunggulan China dalam bidang energi baru dan terbarukan, ungkap Lin Jian diperoleh melalui kinerja yang kuat, inovasi teknologi dan persaingan pasar yang efektif.
"Orang yang sakit tidak akan sembuh jika memaksa orang lain meminum obatnya. Pihak-pihak yang menggunakan kelebihan kapasitas untuk membenarkan proteksionisme tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun dan hanya akan mengganggu stabilitas rantai industri dan pasokan global," jelas Lin Jian.
Sebelumnya Menteri Keuangan AS Janet Yellen saat melakukan lawatan ke Guangzhou dan Beijing, China mengungkapkan kekhawatirannya mengenai produk-produk China yang sangat murah dan mengancam perusahaan-perusahaan asing.
Ia menyebut selama satu dekade terakhir, dukungan besar-besaran pemerintah China menyebabkan baja murah China membanjiri pasar global dan menghancurkan industri di seluruh dunia, termasuk di AS.