Andre Vincent Wenas: Runtuhnya Tuduhan (Teori) Jokowi Cawe-cawe Demi Penggelembungan Suara PSI
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 24 Maret 2024 03:40 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ternyata “cuma” berhasil meraih 2,81 persen, artinya belum bisa tembus ke Senayan (DPR). Walaupun raihan di tahun 2024 ini naik bila dibandingkan raihan di pemilu 2019 di mana waktu itu PSI mendapat 1,89 persen.
Dari hasil rekapitulasi KPU terhadap 38 provinsi pada Rabu, 20 Maret 2024 PSI mendapatkan 4.260.169 suara. Maka jika dibandingkan dengan jumlah suara sah Pileg DPR RI 2024 yang mencapai 151.796.630 suara, artinya PSI hanya mendapat 2,81 persen suara.
Tapi fenomena gagalnya PSI masuk Senayan ini sekaligus meruntuhkan tuduhan-tuduhan sementara pihak yang tendensius, memfitnah PSI mengalami penggelembungan suara dan melakukan kecurangan-kecurangan selama pemilu 2024. Tuduhan pun dialamatkan ke Pak Jokowi yang difitnah ada main di belakang layar (alias cawe-cawe) menggelembungkan suara PSI.
Baca Juga: Bawaslu RI Kaji Dugaan Pelanggaran Masa Tenang oleh Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep
Mereka yang cermat dan jujur mengamati betapa pontang-pantingnya jajaran pengurus, caleg dan saksi di berbagai daerah mengawal proses penghitungan suara semestinya bisa melihat dengan jelas. Bahwa PSI masih setia mengikuti proses pemilu yang anti politik uang, atau berbagai bentuk kecurangan lainnya.
Bahkan bisa dikatakan mereka yang telah sewenang-wenang menuduh PSI melakukan kecurangan adalah justru sebaliknya mereka sendirilah pelaku kecurangan itu. Maling teriak maling.
Begitulah yang senyatanya masih terjadi, dan fenomena seperti itulah pula yang mengakibatkan banyak orang jadi benci dengan politik.
Baca Juga: Wow, Kaesang Putra Jokowi Muncul di Bursa Bakal Calon Wali Kota Surakarta
Benci dengan politik lantaran yang ditangkap publik adalah politik merupakan dunia yang penuh dengan siasat dan tipu muslihat, licik, dan jahat.
Hal ini tak bisa sepenuhnya disalahkan pada publik yang beranggapan demikian. Justru ini panggilan PSI untuk hadir dalam kancah perpolitikan Indonesia. Seperti terbaca di laman resminya, yaitu mengembalikan politik pada rel yang seharusnya. Politik pada hakikatnya mulia, demi mewujudkan kesejahteraan bersama (bonum-commune).
Apakah ini utopia, mimpi di siang bolong, angan-angan atau imajinasi yang mustahil direalisasikan? Mereka harus tegas menjawab: tidak, ini bukan utopia! Bukan sesuatu yang mustahil.
Baca Juga: Sambut Pilkada 2024, PSI Menilai Jakarta Butuh Sosok Jokowi Baru untuk Calon Gubernur DKI Jakarta
Kalau saja setiap partisipan mau membereskannya tahap demi tahap. Berproses. Perjalanan panjang seribu kilometer dimulai dengan langkah pertama.