Akaha Taufan Aminudin: Dalam Lipatan Perut Yogyakarta
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 29 Agustus 2022 00:43 WIB
Dalam buku setebal 159 itu adalah media untuk mempermudah pembaca agar tidak salah tafsir dalam memaknai karya 6 penyair dalam puisi esainya.
Buku ini dimulai dengan sambutan pengantar yang sangat menarik bersinergi dengan karya-karya para penyair-penyair yang telah lama berkecimpung dalam dunia tulis menulis dan dituliskan pengertian dan makna dari puisi itu sendiri pada kata pengantar, kemudian dilanjutkan dengan prawacana serta puisi-puisi esai dari masing-masing penyair.
Puisi esai dalam antologi puisi Di Balik Lipatan Waktu (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Buku ini dimulai dengan sambutan dari pengantar yang sangat menarik F. Bambang Kusumo, M.A. MELIPAT WAKTU, MEMBUKA INGATAN: JEJAK MELANCHOLIA SEBUAH KOTA, dituliskan pengertian dan makna dari Dunia telah dilipat.
Ruang dan waktu yang dulu jemawa menjadi penentu hidup sosio-kultural kita, kini telah terlipat oleh teknologi informasi.
Baca Juga: Renungan dari Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A : Jalan pagi
Ruang dan waktu lumer dan menihilkan batas-batas. Hidup sosial kita pun berubah menjadi horison, sesuatu yang tampak berbatas, sekaligus tanpa batas.
Namun, melampaui kaki langit ruang-waktu, tersimpan tegangan dan persoalan, dari cara kerja otak manusia sampai tingkah laku manusia. Inilah yang telah lama dibidik dan diungkapkan oleh Ulrich Beck (1992).
Lebih konkret, proses evolusi menuju peradaban kota tentu menyimpan persoalan-persoalan di aras individual dan struktur. Dengan demikian, konsekuensi-konsekuensi dari penalaran dan praktik modernitas menciptakan impak-impak yang tak terdeteksi atau tak teramalkan sebelumnya.
Risiko adalah kata kunci yang mendeskripsikan proses kerusakan dan biaya. Beck dalam bukunya “Risikogesellschaft: Auf dem Weg in eine andere Moderne” –Masyarakat Risiko: Jalan Melampaui Modernitas (1986) menyebut proses modernitas semacam itu sebagai “masyarakat risiko”.
Baca Juga: Hasil Liga 1: Persita Tangerang Menang Duel Lawan Bhayangkara FC, Hujan Gol di Wibawa Mukti