DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Anies Anggap Prabowo Subianto Sebagai Penghambat Dalam Meraih Suara Pemilih Nasionalis

image
Prabowo Subianto. (Foto: Dok. Net)

ORBITINDONESIA - Kesiapan Prabowo Subianto menjadi capres pada Pilpres 2024 memberikan tantangan bagi Anies Baswedan. Prabowo dianggap sebagai penghambat bagi Anies, yang akan bergeser ke tengah, dari kubu Islam politik ke pemilih nasionalis.

Demikian hasil amatan netizen kritis anonim, yang diedarkan sebagai Political Brief di media sosial, dan diterima oleh ORBITINDONESIA pada Senin, 29 Agustus 2022. Sementara itu, Anies di publik pernah terlanjur bilang bahwa ia tak akan maju jadi capres jika Prabowo Subianto menjadi capres.

Anies memang punya “utang budi” pada pimpinan Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ini karena mantan Danjen Kopassus itu adalah figur yang mendukungnya, sampai terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: Setelah 19 Tahun, Persija Jakarta Menang di Kandang Arema FC Lewat Gol Kaki Kanan Michael Krmencik

Dalam konteks sekarang, pemilih nasionalis yang tidak lagi memilih Jokowi akan cenderung memilih Prabowo. Bukan Anies, yang dianggap terlalu jauh memainkan isu agama atau politik identitas, demi meraih kemenangan di Pilkada DKI.

Prabowo juga berpotensi mengambil suara pendukung Jokowi yang tidak suka dengan capres dukungan PDIP atau KIB. Jika PDIP memaksakan Puan Maharani sebagai capres 2024, kemungkinan ini bisa terjadi.

Blok suara nasionalis yang condong ke Prabowo inilah yang sebenarnya sedang disasar oleh Anies. Anies sadar, mengandalkan suara konstituen Islam politik semata-mata tidaklah cukup untuk memenangkan Pilpres 2024.

Anies sekarang harus tampil sebagai “nasionalis,” atau minimal dianggap layak mewakili suara nasionalis. Risikonya, Anies kini harus agak mengambil jarak dengan kelompok-kelompok Islam politik yang biasanya vokal, agar bisa diterima oleh pemilih nasionalis.

Baca Juga: Simak Daftar Hari Penting di Bulan September 2022, Nasional dan Internasional

Menurut analisis netizen kritis dalam Political Brief tersebut, sampai sepekan lalu, mantan pimpinan FPI Rizieq Shihab dan pendukungnya masih menunggu negosiasi dengan Anies untuk deal politik. Namun, sampai saat itu belum ada kepastian.

Anies khawatir, kedekatan dengan Rizieq akan menciderai citra politik yang sedang dibangun dan pendekatan ke pemilih nasionalis. Di sisi lain, Rizieq khawatir memberi "cek kosong" pada Anies, jika tidak ada deal politik.

Bagaimana perkembangan dinamika politik antara Anies dan Prabowo, serta “perebutan” pemilih nasionalis, masih menarik untuk dicermati dalam minggu-minggu mendatang.***

 

Berita Terkait