Kisah Sunan Giri, Penyebar Islam di Jawa yang Nyaris Dibunuh Ketika Masih Bayi
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 08 Maret 2024 07:49 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Menyambut bulan puasa Ramadan, tak ada salahnya kita menyimak sejarah penyebaran Islam di Pulau Jawa. Salah satu tokohnya adalah Sunan Giri.
Tetapi kelahiran Sunan Giri ternyata ditempatkan dalam situasi rumit. Di saat kelahirannya, bayi Sunan Giri dituduh sebagai biang keladi masalah atas wabah yang melanda Blambangan oleh Patih Bajul Sengata.
Patih Bajul Sengata menyarankan Prabu Menak Sembuyu untuk membunuh putra dari Dewi Sekardadu. Namun upaya itu tidak terjadi, sebab Sunan Giri dilarung ke laut Blambangan oleh ibunya, sebagai aksi penyelamatan dari rencana pembunuhan dari Senopati Blambangan.
Saat di tengah laut antara Blambangan dan Gili Manuk, bayi anak Dewi Sekardadu itu diselamatkan oleh awak kapal bernama Abu Hurairoh.
Abu Hurairoh adalah anak buah dari Nyi Ageng Pinatih dari Gresik, janda kaya raya bekas istrinya Koja Mahdum Syahbandar. Peristiwa itu ditulis oleh Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java.
Ini pula dikuatkan oleh catatan H.J. De Graaf dan Th. Pigeaud dalam buku Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa Peralihan dari Majapahit ke Mataram.
Baca Juga: Nasihat Habib Luthfi bin Yahya untuk Para Habaib Lainnya yang Tidak Menghormati Keturunan Wali Songo
Karena ditemukan di laut, maka bayi itu dinamai Jaka Samudra.
Menurut Hoesein Djajadiningrat dalam Sadjarah Banten (1983), Nyai Pinatih adalah janda kaya raya di Gresik, bersuami Koja Mahdum Syahbandar, seorang asing di Majapahit.
Nama Pinatih sendiri sejatinya berkaitan dengan nama keluarga dari Ksatria Manggis di Bali (Eiseman, 1988), yang merupakan keturunan penguasa Lumajang, Menak Koncar, salah seorang keluarga Maharaja Majapahit yang awal sekali memeluk Islam.
Baca Juga: Keluarga Besar Pecinta Walisongo Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Gus Fuad: Jaga NKRI
Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri. Di antaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.