Mengapa Angkatan Darat Membutuhkan Cabang Drone: Memetik Pelajaran dari Perang di Ukraina
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 27 Februari 2024 16:10 WIB
Setiap layanan dapat memanfaatkan keahlian domain uniknya untuk memajukan integrasi dan pemanfaatan drone dan sistem otonom.
Secara khusus, Angkatan Darat harus memimpin dalam pengembangan wahana tanpa awak di darat dan drone udara berukuran kecil hingga sedang yang menjadi hal yang menonjol dalam konflik seperti yang terjadi di Ukraina.
Langkah pertama adalah mendirikan Cabang Sistem Tanpa Awak yang berdiri berdampingan dengan cabang Senjata Tempur tradisional seperti Infanteri, Armor, dan Penerbangan.
Baca Juga: Drone Pengirim Paket Adalah Alternatif Transportasi yang Lebih Ramah Lingkungan
Korps drone baru ini akan mempercepat adopsi teknologi tanpa awak, memajukan pengembangan strategi baru, dan meningkatkan manajemen talenta.
Penggunaan sistem tanpa awak bukanlah hal baru di AS, sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa perubahan ini diperlukan sekarang.
Kenyataannya, kuantitas dan kemampuan drone, baik udara maupun darat, telah meningkat secara signifikan sejak konflik di Irak dan Afghanistan.
Sebagai salah satu contoh, koalisi negara-negara Eropa baru-baru ini berjanji untuk memasok satu juta drone ke Ukraina, menyoroti lonjakan penggunaan drone di berbagai skenario pertempuran.
Lebih jauh lagi, Departemen Pertahanan pada bulan Agustus lalu mengumumkan Program Replikatornya yang bertujuan untuk menurunkan pasukan perang dengan ribuan sistem otonom. ***