DECEMBER 9, 2022
Kolom

Alex Runggeary: Bosan ataukah Muak?

image
Alex Runggeary (foto: koleksi pribadi)

ORBITINDONESIA.COM - Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika setelah Obama tapi sebelum Joe Biden, beberapa tahun lalu itu sangat menarik. Orang bertanya-tanya mengapa orang seperti Donald Trump bisa-bisanya terpilih sebagai presiden?

Saya membeli satu buku menarik yang menjawab pertanyaan ini, ditulis oleh seorang wartawan kawakan. Saya lupa judul buku itu serta penulisnya. Tapi isinya berisi uraian mengapa Donald Trump bisa unggul dari lawan politiknya.

Jawaban pertama dan utama adalah karena Partai Demokrat telah menguasai pemerintahan Amerika selama beberapa periode berturut-turut. Dari Bill Clinton sampai Barack Obama. Ada keresahan yang tertanam dalam hati warga kebanyakan. 

Baca Juga: Alex Runggeary: Soempah Pemoeda, Moeda dan Majoe

Ada rasa galau, gelisah, bosan dan mungkin juga muak terhadap pemerintahan yang sama dari waktu ke waktu. Warga Amerika secara bersama tanpa komando memilih, sudah waktunya ada perubahan.

Mereka memilih Donald Trump karena ada angin baru dari Partai Republik. Terlepas dari siapa sesungguhnya Donald Trump.Yang penting bukan dari Partai Demokrat. Apakah ini perwujudan sikap asal-asalan? Sepertinya begitu. Perwujudan dari rasa bosan dan muak

Ternyata rakyat kebanyakan juga memiliki penilaian sendiri yang tak bisa dirampas oleh siapapun. Beda pemilihan di Amerika karena penentuan kemenangan terakhir ditentukan oleh satuan wilayah pemilihan setelah pemilihan warga.

Baca Juga: Alex Runggeary: Candu

Hari ini di Indonesia saya merasakan suasana batin warga yang sedang berkecamuk. Hal ini semakin diperparah oleh kasus Etik MK yang oleh para ahli dinilai sebagai kecurangan terselubung oleh hukum.

Pelemahan KPK dengan sengaja dalam koridor perobahan undang undang. Situasi lapangan tentang kasus kekerasan terhadap mereka yang berseberangan.

Munculnya seruan civitas academica perguruan tinggi terkemuka di Indonesia tentang pelbagai ketidak-beresan yang terjadi akhir-akhir ini dan lain sebagainya.

Baca Juga: Alex Runggeaery: Natal dan Nasi Goreng 1960

Dan yang pasti ada rasa bosan dan muak karena terasa benar perpanjangan masa pemerintahan dengan pola yang sama akan berlanjut. Walau orangnya berbeda, kebijakannya sama dan berlanjut.

Warga negara atau pemilih, saya pikir akan memilih pembaharuan. Mereka merasa terkungkung dengan keadaan lama dan menginginkan suasana baru dengan pemerintah dengan kebijakan baru.

Namun tidak semudah yang kita bayangkan karena Paslon 01 yang jelas-jelas menjanjikan perubahan itu akan berhadapan dengan Paslon 02 yang pada dasarnya status quo.

Baca Juga: Alex Runggeary: Kegelisahan I.S. Kijne dan Nurani

Paslon 03 yang gegap gempita dan menurut pendapat saya merupakan saingan terberat 02, dalam pelbagai kesempatan, paling tidak dalam pengamatan saya, tidak bisa secara tegas memisahkan diri dengan status-quo atau pemerintahan sekarang.

Banyak event secara implisit 03 bukan oposisi 02. Beda dengan 01 yang jelas dan tegas posisinya - oposisi.

Andai nanti Pilpres hanya satu putaran dengan kemenangan 02, itulah akhir pertarungan. Rakyat mungkin saja bosan dan muak tetapi tidak punya pilihan lain.

Baca Juga: Alex Runggeary: Papua di Dalam dan di Luar Pilpres 2024

Apakah ini set back demokrasi. Iya! Dan kita sebagai bangsa harus kembali membangun demokrasi dan hukum yang terkoyak sesudah masa ini.

Peluang besar terhadap kehadiran perobahan itu terjadi bila terjadi dua putaran dalam Pilpres. Misalnya, keluar sebagai pemenang 02 dan salah satu dari kedua lawannya.

Sudah dapat diduga 01 dan 03 akan bergabung menyuarakan perubahan. Para paslon ini harus jeli memanfaatkan momentum perasaan kebanyakan rakyat yang bosan dan muak dengan status quo.

Mari menyambut Indonesia baru, siapapun yang menang Pilpres! Ingat, NKRI diatas segalanya! Selamat menyoblos!

Oleh: Alex Runggeary, penulis.

Sumber: Alex Runggeary

Berita Terkait