Toyota Mirai, Mengenal Mobil Berbahan Bakar Hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 24 Januari 2024 06:28 WIB
Irwin menekankan pengendara merencanakan perjalanan dengan lebih matang, termasuk memprediksi jarak dan daya baterai.
"Mau ke mana, berapa km dan reduce berapa persen (baterainya). Jadi saat ini harus benar-benar terencana di mana bisa nge-charge, jangan sampai sudah 20 persen baru cari charger-an. Memang dianjurkan, mendekati 20 persen itu sudah mulai mencari (stasiun pengisian)," jelas dia.
Ini relatif berbeda dengan kendaraan konvensional berbahan bakar minyak, yang sudah ditunjang dari ketersediaan tempat pengisian bahan bakar cukup memadai.
Baca Juga: Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita Mengajak Vietnam Bekerja Sama dalam Pengembangan Mobil Listrik
Di sisi lain, pengetahuan tentang baterai juga perlu dimiliki demi menghindari kekhawatiran, semacam munculnya percikan api dari baterai.
"Baterai itu teknologi terus dikembangkan. Battery management system itu yang menjaga supaya yang dikhawatirkan semisal ada percikan api, tidak terjadi. Bagaimana konsumen mengetahui dan percaya, dibuktikan dengan pemakaian," jelas Nathasya.
Selain FCEV, pengunjung juga bisa mendengarkan penjelasan presenter tentang tipe teknologi kendaraan lainnya seperti Hybrid Electric Vehicle (HCEV) termasuk simulasi cara kerja baterainya, bertanya kiat agar optimal mengemudikannya, hingga merasakan pengalaman berkendara mobil listrik Toyota.
Baca Juga: Dampak Konflik di Laut Merah, Pabrik Mobil Listrik Tesla di Jerman Terpaksa Berhenti Berproduksi
Mereka juga mendapatkan informasi tentang pentingnya menuju era elektrifikasi dan carbon neutrality. Contoh, implementasi ekosistem hijau dalam kehidupan, demi menjaga kelestarian lingkungan hidup.***