DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Cuma Urusan Fana, Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri

image
Ilustrasi orang bekerja. (ANTARA/JESHOOTS-com -Pixabay)

Belas kasih

Bukan hanya kepada sesama, satwa, dan tumbuhan, kita juga harus memiliki sifat belas kasih, termasuk pada diri sendiri. Karena hanya anda yang paling mengenali dan memahami diri sendiri. Jika kehidupan dan atasan telah berlaku kejam, tak semestinya anda turut bersikap keras pada diri sendiri.

Memiliki kekurangan dan sesekali tanpa sengaja melakukan kesalahan adalah manusiawi. Bila kita mampu memaklumi dan memaafkan kesalahan orang lain, sebaiknya kita juga bisa memaafkan kesalahan diri sendiri.

Psikolog sosial Alice Boyes berpandangan bahwa kesalahan itu terkadang bikin sehat karena memotivasi diri untuk memperbaiki kesalahan.

Jangan mudah runtuh akibat perundungan oleh sebab kesalahan yang anda lakukan. Lingkungan kerja yang sehat, atasan yang bijak, dan rekan kerja yang tulus tentu tidak akan berbuat demikian.

Manakala memperoleh perlakuan buruk dari orang lain, jangan terlalu cepat menyalahkan diri sendiri. Boleh saja sebagai bahan introspeksi diri, tetapi perlakuan buruk itu belum tentu karena kesalahan anda, bisa jadi dia yang tak pandai menghargai orang lain. Sikap gampang menyalahkan diri yang berlebihan dapat menggerus kepercayaan diri.

Selanjutnya teruslah mengenali diri sendiri secara lebih mendalam dengan mengetahui segala kekurangan dan kelemahan. Bukan lantas minder, melainkan untuk belajar menerima diri dan meminimalkan efeknya. Kemudian temukan banyak kekuatan dan keunggulan, tidak untuk menyombong, tetapi sebagai bekal memperbaiki kepercayaan diri. Anda yang paling tahu keistimewaan dalam diri, dari situ pupuk terus untuk berkembangnya kreativitas dan kompetensi yang cemerlang.

Sesungguhnya tidak ada SDM bodoh, semua orang memiliki keunikan masing-masing yang berbeda satu sama lain. Apakah keunikan itu dapat berkembang menjadi keunggulan, amat tergantung bagaimana perusahaan, instansi, dan lembaga memperlakukannya. Seperti ungkapan,”Tidak ada murid yang bodoh, yang ada guru gagal menggali potensi terbaiknya”.

Boleh juga mulai belajar menolak. Jika posisi sebagai bawahan bukan berarti harus selalu tunduk terhadap apapun yang ditugaskan atasan. Untuk tugas-tugas yang berlebihan, di luar tanggung jawab kerja, atau melampaui batas yang membuat hampir seluruh waktu kita terenggut oleh pekerjaan, maka harus berani menolak.

Dengan mengatakan "tidak" merupakan cara untuk memberi batas kepada mereka supaya mereka tahu bahwa kita tidak suka dipaksa dan ingin dihargai hak-haknya. Karena kita bekerja di era industri dan bukan zaman perbudakan.

Halaman:
Sumber: Antara

Berita Terkait