Sinopsis film The Hunger Games The Ballad of Songbirds and Snakes: Kisah Epik Masa Muda Coriolanus Snow
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 19 November 2023 20:02 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Sebagai prekuel dari keempat film sebelumnya, sinopsis film The Hunger Games The Ballad of Songbirds and Snakes ini disutradarai oleh Francis Lawrence yang sedang tayang di Bioskop Indonesia.
Sbeblum menonton film aksi ini simak sinopsis film The Hunger Games The Ballad of Songbirds and Snakes yang menggambarkan masa muda Coriolanus Snow atau Coryo, diperankan oleh Tom Blyth, ketika ia belajar di Academy, perguruan tinggi prestisius di Capitol, pusat negara Panem.
Dalam sinopsis film The Hunger Games The Ballad of Songbirds and Snakes dengan durasi yang mencapai 157 menit, penonton dibawa ke awal cerita di mana Coriolanus Snow menjadi satu-satunya harapan keluarga Snow setelah ayahnya, Jenderal Crassus Snow, tewas dalam perang saudara yang hampir menghancurkan Panem.
Bersama sepupunya, Tigris (Hunter Schafer), dan nenek mereka, Grandma'am (Fionnula Flanagan), mereka hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Cerita berfokus pada perjalanan Coriolanus Snow sebagai mentor bagi tribut dari berbagai distrik, terutama Lucy Gray Baird (Rachel Zegler) dari Distrik 12.
Dalam upaya untuk mengembalikan kejayaan keluarga, Coryo berkomitmen untuk memastikan kemenangan Baird dalam Hunger Games ke-10, meskipun harus menghadapi konflik internal dan perlawanan dari teman satu akademi, Sejanus Plinth (Josh Andrés Rivera).
Baca Juga: Israel Hanya Izinkan Setengah Bantuan Bahan Bakar Masuk ke Gaza
Film ini memperkenalkan karakter-karakter penting dalam membentuk kepribadian Coriolanus, seperti Head Gamemaker Dr. Volumnia Gaul (Viola Davis) yang kejam dan penggagas intelektual Hunger Games Casca Highbottom (Peter Dinklage) yang membenci Coriolanus.
Dengan visual yang menarik, film berhasil menciptakan kontrast antara kebrutalan arena Hunger Games dan kehijauan Distrik 12, tempat Coryo dan teman-temannya menghabiskan waktu senggang.
Penggambaran sistem, senjata, dan arena Hunger Games yang mirip dengan Koloseum Roma memberikan nuansa kejam dan mencekam.
Melalui narasi yang mengalir, penonton dapat menyaksikan bagaimana peran Coriolanus dalam pengembangan sistem Hunger Games dan tindakan-tindakan kejamnya, bahkan sebelum menjadi pemimpin Panem.
Film ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang kebengisan karakter Snow yang terungkap di film-film The Hunger Games sebelumnya.
Namun, meskipun berhasil mengeksplorasi sisi kejam dan kompleksitas karakter utama, film terasa sedikit kurang memadai dalam menggali aspek-aspek sekitar Coriolanus yang membentuk dirinya menjadi Presiden Snow di masa mendatang, termasuk kisah asmaranya dengan Baird.
Sebagai prekuel, The Hunger Games The Ballad of Songbirds and Snakes bisa menjadi pilihan menarik bagi pencinta The Hunger Games dan penggemar film yang mencari pengalaman seru di akhir tahun.
Meskipun demikian, menonton film-film sebelumnya akan membantu untuk lebih memahami dinamika Hunger Games yang hadir dalam film ini, terutama karena fokusnya lebih pada perkembangan pribadi Snow muda daripada pada aspek Hunger Games itu sendiri.
Film produksi Lionsgate ini telah tayang di bioskop-bioskop Indonesia sejak 15 November, menjelang penayangannya di Amerika Serikat pada 17 November kemarin.***