DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

MUI Seharusnya Tak Perlu Terlalu Reaktif tentang Alquran Versi China

image
Salah satu masjid di China. China dikabarkan akan menerbitkan Alquran dengan penafsiran dalam perspektif Konghucu.

ORBITINDONESIA.COM - Majelis Ulama Indonesia atau MUI mengecam rencana pemerintah China menerbitkan Alquran versi China.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH Muhyiddin Junaidi bilang, itu adalah bentuk Islamofobia yang sangat buruk. Dia juga bilang dunia Islam serta orang-orang Muslim harus menolaknya dengan keras. KH Muhyiddin menuduh Pemerintah China akan mengubah isi Alquran.

Padahal Alquran adalah kitab suci yang isinya tak boleh diubah manusia. Dia juga mengecam rencana pemerintah China, yang kabarnya akan memadukan ajaran Islam dengan ajaran Konghucu.

Baca Juga: Mengenang Kembali Sejarah Hari Jadi Kota Bandung Setiap 25 September

Kata KH Muhyddin, tidak boleh mencampurkan agama lain dengan Islam. Ini, dia bilang, akan akan merusak kebenaran mutlak Islam, dan merupakan penyelewengan terhadap kekudusan Alquran.

Katanya lagi, apa yang dilakukan pemerintah China ini adalah sebuah bentuk Islamofobia, alias kebencian terhadap Islam. Dia pun meminta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan masyarakat Muslim di seluruh dunia bersatu untuk menentang ide ini.

Tampaknya MUI harus belajar sabar, sedikit saja. Sampai saat ini, kan belum jelas apa yang dimaksud pemerintah China dengan Alquran versi China. Hampir tidak mungkinlah pemerintah China sampai mengubah isi Alquran.

China memang diberitakan akan memproduksi Alquran versi China dengan memasukkan nilai-nilai Konghucu. Ini adalah bagian dari projek Sinifikasi, yaitu menyesuaikan kitab suci dengan kondisi dan nilai-nilai China.

Baca Juga: Baru Dilantik Jadi Ketum PSI, Kaesang Pangarep Langsung Ajak Relawan Jokowi Ikut Jejaknya

Ini mereka terapkan bukan hanya pada Islam, tapi juga Katolik dan Kristen. Kalau pakai istilah Indonesia, semacam pribumisasi Islam.

Jadi di Indonesia, ajaran Islam kan disesuaikan dengan budaya setempat. Begitu juga pemerintah China. Mereka berusaha menyesuaikan Alquran dengan budaya China.

Ini bukan berarti mereka akan mengubah ayat-ayat Alquran. Tapi terjemahan dan interpretasinya yang disesuaikan dengan kultur China. Jadi MUI jangan buru-buru marah.

Pelajari dulu isi Alquran edisi China ini. Kalau ada ayat yang diubah, bolehlah protes. Tapi kalau cuma soal terjemahan dan penafsiran ayat yang disesuaikan, ya boleh dong. Tak usah terlalu reaktif. ***

Berita Terkait