Oknum Karyawan Ditangkap Densus 88, Komut Said Aqil: Saya Pastikan Insan KAI Toleran dan Moderat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 15 Agustus 2023 12:55 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Komisaris Utama (Komut) PT Kereta Api Indonesia (KAI) Said Aqil Siroj memberikan pernyataan terkait penangkapan karyawan KAI sebagai terduga teroris oleh Densus 88 di Bekasi, Jawa Barat (Jabar).
Said Aqil mengatakan, KAI tidak akan mentoleransi dan menyerahkan proses hukum terkait salah satu oknum karyawannya yang ditangkap Densus 88 karena berhubungan dengan rencana aksi teror tersebut.
"Sebagai Komut, saya memastikan KAI dikelola oleh insan-insan KAI dengan spirit keagamaan yang toleran, moderat, dan mengimplementasi akhlak sebagai nilai utama perusahaan, sebagai pedoman perilaku (individu), dan bermasyarakat," ujar Said Aqil dalam keterangan tertulis tentang penangkapan teroris oleh Densus 88 di Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2023.
Secara korporasi, ucap dia, KAI dikelola oleh tenaga-tenaga profesional, memberi pelayanan terbaik pada masyarakat, serta memiliki budaya safety and security yang terukur.
Oleh karenanya KAI menjadi salah satu BUMN berkinerja sangat baik.
Ia menyampaikan, penangkapan tersebut memberi pesan serius bahwa kelompok, paham, dan praktik teroris ini nyata dan dekat dengan lingkungan kita.
Baca Juga: Presiden JDT Bantah Kabar Transfer Jordi Amat Ke Trabzonspor
Said Aqil menilai peringatan keras ini harus dijadikan alarm sekaligus momentum untuk bersih-bersih.
Terlebih, lanjutnya, infiltrasi atau penyusupan ke berbagai lembaga, ditengarai sudah menjadi strategi kelompok teroris baik terkait Jama’ah Islamiyah (JI), Jama’ah Anshoru Daulah (JAD). Menurutnya, kelompok itu sesuai pengungkapan oleh Densus 88, terafiliasi dengan ISIS.
"PT KAI akan bekerja lebih kuat lagi dengan BNPT, Densus 88 dan menyerahkan proses hukum terhadap karyawan berinsial DE, terduga teroris," sambung dia.
Sebagai upaya untuk menangkal infiltrasi paham teroris, Said Aqil menyampaikan, KAI yang telah bekerja sama dengan BNPT sejak 2021 akan memperkuat kembali “Sinergitas Pencegahan Paham Radikal Terorisme” melalui program-program yang edukatif dan menjangkau seluruh tingkatan karyawan.
Menurut dia, informasi tentang terorisme harus diketahui masyarakat.
Pasalnya, gerakan terorisme merupakan ancaman kejahatan sistemik yang dilaksanakan secara terstruktur dan terencana.
Baca Juga: Mengenal Penyakit ISPA yang Dipicu Memburuknya Kualitas Udara di Jakarta
Bagi Said Aqil, gerakan terorisme bergulir seiring dengan perkembangan zaman, baik dilakukan oleh individu maupun kelompok teroris dengan cara gerakan secara transparan ataupun senyap.
Skema kejahatan terorisme saat ini cukup beragam, baik dalam skala gerakan konvensional maupun digital.
Said Aqil mengatakan pengalamannya memimpin PBNU hampir 11 tahun, di antaranya dalam menangkal radikalisasi beragama (cikal bakal menjadi teroris) maupun membangun diskursus keagamaan dengan lebih moderat dan toleran masih relevan untuk disampaikan.***