DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Hilirisasi Nikel di Indonesia, Kemenperin: Multiplier Effect Mulai Terlihat

image
Hamparan nikel yang siap dipasarkan. (ist)

Bukan hanya itu, hadirnya nikel di Indonesia mampu mengerek PDRB industri di provinsi dimana Smelter nikel berada. Sulawesi Tengggara sebagai produsen nikel terbesar di Indonesia mengalami pertumbuhan PDRB industri pengolahan sebesar 16,74 persen pada tahun 2022, yang sebagian besar disumbang oleh industri pengolahan nikel.

Keutamanaam lainnya ekonomi hilirisasi ini adalah ekspor produk nikel Sulawesi Tengggara pada 2022 mencapai 5,826 miliar dolar AS atau 99,92 persen dari total ekspor provinsi tersebut, yang mengindikasikan besarnya peran dari industri nikel.

"Juga jika dilihat dari perolehan PNBP dari sektor logam nikel ini uga mengalami kenaikan yang mengagumkan, terutama dari daerah-daerah penghasil nikel. Tahun 2022, PNBP dari daerah penghasil nikel mencapai Rp 10,8 triliun, meningkat dari tahun 2021 sebesar Rp 3,42 triliun.

Baca Juga: Gawat, Nonton Streaming Netflix Bakal Kena Sensor Aturan Baru dari Menkominfo Budi Arie Setiadi

Total PNBP dari 5 provinsi penghasil nikel mencapai Rp 20,46 triliun sepanjang tahun 2021-2023 kwartal II, dengan provinsi Sulawesi Tenggara sebagai penyumbang terbesar (Rp 8,73 triliun), disusul provinsi Maluku Utara (Rp 6,23 triliun)," ujar Febri.

Hadirnya smelter dalam kerangka hilirisasi nikel ini juga memberikan dampak pada sektor UMKM di wilayah di sekitar smelter dan juga meningkatkan aglomerasi ekonomi di wilayah tersebut, sehingga melihat hilirisasi jangan dilihat dari ownersip smelter PMA atau PMDN tetapi lebih ke arah pendekatan nilai tambah ekonomi sehingga benefit yang dirasakan hilirisasi ini dapat memberikan nilainyata bagi pembangunan nasional.***

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait