Masjid Muswardi Thaher di Lampung Diresmikan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 03 Agustus 2023 08:43 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Masjid Muswardi Thaher, seorang ulama dan cendekiawan muslim terkemuka di Lampung, diresmikan di Way Halim, Lampung, Kamis 3 Agustus 2023.
Masjid bertingkat tiga, dengan menara tinggi yang terinspirasi dari salah satu masjid di Madinah ini, dibangun sebagai bentuk penghargaan kepada Muswardi Taher, seorang ulama yang telah ikut berjasa mengembangkan nilai-nilai Islam di Lampung.
Peresmian masjid ini juga bertepatan dengan milad Muswardi Thaher yang tanggal 3 Agustus tepat berusia 80 tahun.
Baca Juga: 5 Sumber Ide Konten yang Bikin Tulisan Kamu Jadi Trending: Tips Menulis Ala Content Creator
Muswardi dilahirkan di kota Batang Lawe, kecamatan Sungai Pagu, Sumatra Barat, 3 Agustus 1943. Ayahnya Muhammad Thaher adalah seorang ulama terkemuka di desanya. Ia mewakafkan tanah yang ada di depan rumahnya untuk dijadikan masjid.
Dekat masjid juga ada surau. Di masjid dan surau inilah Muswardi menghabiskan waktunya setiap hari selain mengerjakan pekerjaan rutin lainnya mengembalakan sapi dan membantu ayahnya di sawah
Sejak kecil Muswardi sudah memperlihatkan bakat untuk menjadi ulama. Di masa kecilnya jika ada lomba Latihan berpidato, Muswardi kecil tampil memukau membuat Masyarakat Batang Lawe terpesona.
Satu ayat yang paling digemari Muswardi dan selalu dikutipnya adalah “Tuhan tak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka”.
Baca Juga: Indonesia Adalah Negara yang Rakyatnya Paling Percaya Tuhan
Tiap kali mengutip ayat ini suara Muswardi meninggi, matanya menatap tajam seluruh ruangan dan tangan kanannya mengepal menimbulkan pesona yang luar biasa.
Ketika itu mulai muncul suara berbisik bahwa dari Batang Lawe kelak akan lahir seorang ulama. Teman teman se usianya mulai rajin datang ke surau, apalagi jika Muswardi diberi kesempatan berpidato.
Ayah Muswardi Thaher, Muhammad Thaher Djamil, menyadari bahwa anaknya punya bakat menjadi ulama. Tapi ia hanya seorang petani. Anaknya sepuluh. Bagaimana ia harus menyekolahkan anaknya, sedangkan untuk menghidupi kehidupan sehari-hari saja sangat sulit.
Ia kemudian memutuskan menyekolahkan Muswardi ke pulau Jawa, meski berat karena dia hanyalah seorang petani biasa. Muswardi kemudian diterima di Stiper Jogya dan IAIN (kini UIN) Jogyakarta. Di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa ia mengajar les private pada masyarakat.
Tahun 1968 Muswardi pergi ke Lampung untuk KKN. Menjelang kembali ke Jogya ia ditawarkan untuk bekerja di Lampung sebagai pegawai negeri. Begitu selesai kuliah, Muswardi Kembali ke Lampung dan bekerja sebagai PNS di Dinas Perkebunan Lampung.
Di tanah Lampung inilah Muswardi menemukan habitatnya sebagai penceramah. Di sela-sela kesibukannya sebagai PNS, ia menyibukkan diri sebagai pendakwah. Dalam waktu tak lama namanya menjulang di Lampung. Tiap hari ia harus memberikan ceramah di beberapa masjid yang mengundangnya.
Tahun 70-an akhir Muswardi menemui Buya Hamka di Jakarta. Buya Hamka menyarankan Muswardi membuka Lembaga Pendidikan di Lampung. Kalau tidak “kamu akan dilupakan orang nak Mus, jika suatu saat kamu tiada”.
Sepulang dari Jakarta, membawa sepucuk surat dari Buya Hamka, ia mendirikan Lembaga Pendidikan yang ia namai Al-Azhar, sesuai saran Buya Hamka. Sekolah itu kini menjadi salah satu sekolah terbaik di Lampung dengan jumlah murid 2400 orang.
Baca Juga: Data Rekam Medis Normal Dalam Kehidupan Setiap Manusia
Muswardi kemudian mendirikan rumah Assyifa dan Rumah Sakit Islam di Metro yang kini berkembang pesat.
Pada 26 Januari 2015 Muswardi meninggal di rumahnya saat sedang salat ashar. Saat sedang ruku ia terjatuh dan meninggal di pangkuan isterinya, Murliati Thaher. Ia meninggalkan seorang isteri, empat anak dan 16 cucu.
Untuk memperingati jasanya dan melanjutkan perjuangannya, anak anaknya mendirikan masdjid yang namanya sama dengan ulama kondang ini, “Masjid Muswardi Thaher."
Peresmian masjid ini diadakan hari Kamis 3 Agustus 2023, dijadwalkan dihadiri walikota Bandar Lampung, Gubernur Lampung dan masyarakat Lampung. Acara akan dimulai dengan kata sambutan dari ketua Yayasan Al-Azhar Lampung, Afdi Muslim.
Menurut Elza Peldi Taher, yang adalah adik lelaki terkecil Muswardi Thaher, tauladan yang baik yang ditinggalkan Muswardi Thaher adalah seorang ulama harusnya meninggalkan warisan berupa buku sebagai hasil karya.
Atau, membangun institusi pendidikan agar jika kelak ia berpulang ide-idenya terus dikembangkan melalui institusi yang dibangunnya. Di sinilah letak penting kehadiran Muswardi Thaher.***