Generasi Z yang Dituding Bermental Tempe, Apakah Tudingan Ini Benar
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 04 Agustus 2023 13:20 WIB
Tak ada yang namanya salah untuk peduli sama diri sendiri. Selagi tak merugikan orang lain, ya lanjutkan saja. Yang salah justru ketika main self diagnosis sendiri terkait kesehatan mental. Self diagnosis ini ketika Anda mengidap gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang didapatkan secara mandiri.
Stres sedikit sudah dianggap depresi. Mood lagi berantakan sudah dianggap berkepribadian ganda. Nah ini yang salah. Dan bisa berbahaya.
Karena apa? Karena kemungkinan Anda bisa mengambil pengobatan yang salah. Bukannya sembuh malah tambah sakit. Makanya, dibutuhkanlah konseling kesehatan jiwa untuk yang merasa mental terganggu.
Baca Juga: Kinerja Saham BBRI Cemerlang, Analis Rekomendasikan Buy and Hold
Lewat konseling, Anda bakal bertemu spesialis kesehatan jiwa yang memang sudah ahli di bidangnya. Anda juga bisa dikasih perawatan yang sesuai. Ini juga akan membuat Anda merasa lebih terhubung dengan orang lain dan tak merasa kesepian.
Ini yang sebenarnya dibutuhkan oleh orang-orang yang mungkin mentalnya terganggu. Mereka butuh didengar, ditemani, bukan diceramahi apalagi dihujat.
Makanya, saya setuju sama Ganjar, Gubernur Jawa Tengah yang ingin persoalan kesehatan mental jadi prioritas nasional. Bahkan Ganjar mau memperluas akses konseling kesehatan mental sampai ke puskesmas.
Apalagi kan kita mau menuju Indonesia Emas 2045. Dan sedang berada di bonus demografi sehingga usia produktif termasuk Gen Z menempati posisi lebih banyak dibanding yang lain.
Makanya perlu diperhatikan kesehatan mentalnya. Karena jika mental sehat, kesehatan fisik dan produktivitas seseorang menjadi meningkat. Jadi, mulai sekarang jangan takut untuk ke konseling kesehatan jiwa ya! Dan jangan lupa juga jaga mental teman dan orang terdekatmu.
(Oleh: Fadia Andini)