Visi Negarawan ke Depan Belum Jelas, Elite Politik Sibuk Omong Kosong
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 27 Juli 2023 12:05 WIB
Nah oleh Jokowi, kebijakan anggaran defisit itu diteruskan. Karena dia harus eksekusi MP3EI dalam program Indonesia sentris, dia perlebar ruang fiskal dengan mengurangi belanja rutin. Sehingga dia ada uang untuk eskalasi pembangunan infrastruktur.
Utang memang bertambah tetapi modal bruto negara juga meningkat. Saat dia berkuasa tahun 2014 aset negara Rp 3.910,3 triliun. Tapi tahun 2021 melesat jadi Rp. 11.000 triliun. Itulah fakta prestasi dia mengeksekusi MP3EI.
Nah presiden mendatang. Harus melanjutkan pembangunan di era Jokowi. Jangan sampai seperti Anies Baswedan, dia abaikan program Gubernur sebelumnya. Akibatnya costly.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Erick Thohir: PSSI Dukung Hukuman Maksimal
Karena membuat perencanaan baru itu perlu ongkos dan waktu yang tidak sebentar, dan belum tentu benar. Kenapa tidak melanjutkan yang sudah ada. Fokus kepada perbaikan saja dan pada waktu bersamaan tingkatkan.”
“Contohnya apa?"
“Saat sekarang ini kan Jokowi sudah membangun infrastruktur di segala bidang. Jalan tol, bandara, pelabuhan, KEK, bendungan, Jalur kereta dan lain lain. Nah, itu yang sudah dibangun diintegrasikan dalam program Indonesia super kuridor ekonomi nasional lewat konsep National Supply Chain Resource (NSCR).
Jokowi kan sudah membangun 19 KEK, itu dikembangkan dengan konsep NSCR. KEK yang ada, ubah jadi konsep NSCR sehingga punya magnit besar untuk menarik investor dalam dan luar negeri berinvestasi. Maka sektor real akan bangkit. Orang kerja, negara dapat pajak."
“ Apa sih yang dimaksud dengan NSCR?"