DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Dr KH Amidhan Shaberah: Hijrah dan HAM

image
Amidhan Shaberah, Ketua MUI (1995-2015)

Perlu diketahui penduduk Madinah atau Yatsrib yang menyambut kedatangan Rasul bukan hanya yang beragama Islam. Tapi juga yang beragama Yahudi, Kristen, dan agama lokal.

Saking hormatnya kepada Muhammad, setelah kedatangan Rasul, nama Yatsrib pun diubah menjadi Madinah. Tujuannya jelas, agar citra daerah Yatsrib lebih humanis dan beradab, sesuai pribadi Rasulullah.

Muhammad dikenal sebagai pribadi pemersatu dan humanis. Di usia muda sebelum mendapat wahyu, Muhammad pernah berhasil mendamaikan suku-suku Quraisy yang berseteru dalam hal meletakkan hajar aswad di Ka'bah.

Saat itu bangunan Ka'bah sedang direnovasi. Dan hajar aswad harus diletakkan pada posisi aslinya. Lalu siapa yang berhak meletakkan hajar aswad pada posisi semula? Hal inilah yang memicu perseteruan. Soalnya orang yang terpilih menjadi peletak hajar aswad di Ka'bah dianggap jadi orang mulia dan terhormat.

Baca Juga: Eh Ada Anggota DPRD DKI Jakarta Diduga Asyik Main Game di Ruang Rapat Paripurna, Bikin Warganet Geram Saja

Hampir saja terjadi peperangan karena masing-masing pemimpin suku ingin menjadi peletak hajar aswad di Ka'bah. Ini penting agar sukunya dipandang mulia dan terhormat.

Kemudian datanglah Muhammad mendamaikan perselisihan tadi. Caranya Muhammad membentangkan sorbannya. Semua pimpinan suku diminta Muhammad untuk memegang tepi sorban beliau.

Lalu Muhammad muda mengambil hajar aswad dan diletakkan persis di tengah-tengah bentangan kain sorban tadi. Setelah itu, hajar aswad diletakkan di Ka'bah dengan menggunakan kain tersebut beramai-ramai.

Semua pemimpin suku berkontribusi meletakkan hajar aswad di Ka'bah dengan mengangkat sorban Nabi tersebut. Dan sukses. Perseteruan pun berakhir damai.

Baca Juga: Eh Ada Anggota DPRD DKI Jakarta Diduga Asyik Main Game di Ruang Rapat Paripurna, Bikin Warganet Geram Saja

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait