Erros Djarot: Jokowi, Dari Zero ke Hero, Jangan Sebaliknya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 19 Juli 2023 13:13 WIB
Dalam kasus Bung Karno, kejayaan puncak sebagai pujaan yang pernah sangat disegani dan dihormati massa rakyat, berakhir di tahun 1965-1966. Sikap keras dan sangat konsisten melawan Blok Barat, sekutu Amerika-Inggris, merupakan penyebab utamanya.
Tentu dengan berbagai cara para musuh politik di lingkaran kekuasaannya, yang tak lain adalah para kaki tangan kaum Kapitalis-Imprealis Amerika saat itu, membakar rakyat dengan sejumlah isu jahat dengan menyatakan Sukarno sebagai pembela Komunis yang jahat dan menakutkan.
Maka rakyat yang sebulan sebelumnya sangat mengelu-elukan Bung Karno, di bulan berikutnya, kumpulan massa rakyat yang sama dengan lantang meneriakkan seruan…Gantung Bung karno….ganyang Bung Karno ..!!! Sang Hero pun dilorot dengan keji dari posisinya sebagi Hero menjadi Zero habis, bahkan minus.
Hal yang sama walau beda ranah, masalah, dan cara, terjadi pula pada diri Jenderal Besar Suharto. Pada awalnya, lewat olahan tangan-tangan politik Amerika (baca: CIA), Suharto berhasil melengserkan Bung karno.
Ia pun menjadi pujaan mahasiswa dan massa rakyat Indonesia. Tumbuh kuat sebagai pemimpin yang sangat ditakuti dan dihormati. Hingga mencapai puncak sebagai pemimpin yang bisa dengan lantang mengatakan..L’Etat, c’est moi…Negara adalah saya!
Puja-puji berterbangan dari segala penjuru Nusantara kepada diri Jenderal Besar Suharto. Pada pemujaan puncak, kepadanya disematkan gelar sebagai Bapak Pembangunan. Bertahan selama dua dekade.
Dalam catatan sejarah, Suharto dan peristiwa tragis terjadi di sepanjang tahun 1998. Sang promotor politik Orde Baru, Amerika dan sekutunya, yang sudah mulai tak menyukai kebesaran Suharto yang sangat fenomenal, mulai melancarkan aksinya.
Suharto yang mulai tak mudah ‘diatur’ yang berdampak membahayakan posisi penting Amerika dan sekutunya dalam kaitan kepentingan Geo Politik regional-Internasional, mulai menggarap Suharto lewat permainan pasar keuangan (dolar politik).