DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Presiden Putin dan Yevgeny Prigozhin Saling Membutuhkan, Mungkin Bernegosioasi Sebagai Sekutu

image
Pemimpin Grup Wagner Yevgeny Prigozhin dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

ORBITINDONESIA.COM - Hanya lima hari setelah melakukan pemberontakan singkat, komandan tentara bayaran Yevgeny Prigozhin bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan berjanji setia kepada pemerintah. Keduanya tampaknya saling membutuhkan.

Mantan penulis pidato Putin Abbas Gallyamov mengatakan kepada The Associated Press bahwa Putin mengakui patriotisme Prigozhin dan membutuhkan pasukannya di garis depan.

Sementara Prigozhin membutuhkan Putin untuk memastikan kebebasannya dari penuntutan. Keduanya bernegosiasi sebagai sekutu, dengan Prigozhin lolos dari hukuman, kata Gallyamov.

Baca Juga: Menguak Misteri Masalembo: Segitiga Bermuda di Sumenep, Jawa Timur

Prigozhin “muncul sebagai pemenang dari pemberontakan ini,” kata Gallyamov dalam wawancara Zoom dari Tel Aviv. "Dia telah menunjukkan dirinya sebagai penguasa situasi."

Menambah sifat tidak biasa dari pertemuan Putin - Prigozhin tersebut adalah bahwa hingga baru-baru ini, Putin telah menyangkal adanya hubungan antara negara dan pasukan Prigozhin.

Tentara bayaran adalah ilegal di Rusia, tetapi pasukan Wagner telah berjuang untuk kepentingan Rusia di seluruh dunia dan memainkan peran penting dalam merebut Bakhmut, dalam pertempuran perang terpanjang dan paling berdarah.

Putin telah mengkonfirmasi bahwa perusahaan Prigozhin beroperasi di bawah kontrak pemerintah.

Sepanjang perang, Prigozhin telah mengkritik keputusan yang dibuat oleh petinggi militer Rusia, yang menyebabkan ketegangan dengan Kremlin yang memuncak pada pemberontakan 24 Juni.

Baca Juga: Jalan Tol Cisumdawu Diresmikan Jokowi, Ini Rute dan Tarif yang Akan Diterapkan pada Oktober Mendatang

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait