Sepuluh Tahun Kemudian, Skema Besar China dengan Belt and Road Initiative Menghadapi Rintangan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 11 Juli 2023 10:30 WIB

Meskipun China telah membentuk mekanisme keuangan seperti Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan Silk Road Fund, kekhawatiran tetap ada terkait keberlanjutan dan ketersediaan sumber pendanaan. Kelangkaan modal baik untuk China maupun negara penerima dapat menghambat kecepatan dan skala implementasi proyek.
Ketergantungan inisiatif pada pinjaman dan investasi dapat menimbulkan kekhawatiran atas kemampuan negara-negara penerima, terutama negara-negara dengan ekonomi yang lebih lemah, untuk mengelola dan membayar kembali pinjaman besar yang terkait dengan proyek-proyek BRI.
Ini dapat menjebak negara-negara dalam siklus utang, membahayakan stabilitas dan kedaulatan ekonomi jangka panjang mereka.
Memastikan tingkat utang yang berkelanjutan dan memberikan perlindungan keuangan yang memadai sangat penting untuk mengurangi risiko tekanan hutang.
Lanskap ekonomi yang beragam dari negara-negara peserta menimbulkan tantangan dalam mencapai pembangunan ekonomi yang seimbang.
Kesenjangan dalam tingkat pendapatan, kemampuan teknologi, dan struktur industri dapat menghambat kolaborasi dan menciptakan manfaat yang tidak merata di antara para mitra.
Upaya harus dilakukan untuk mempromosikan pertumbuhan inklusif, mendorong transfer teknologi dan mendukung peningkatan kapasitas untuk mengatasi ketidakseimbangan ini.
Berbagai hambatan seperti pembatasan perdagangan, infrastruktur yang tidak memadai, dan kompleksitas peraturan dapat menghambat kelancaran arus barang, jasa, dan investasi.
Mengatasi hambatan non-tarif, menyelaraskan standar dan merampingkan prosedur kepabeanan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perdagangan dan investasi lintas batas.
Memastikan akses pasar yang adil dan terbuka akan memfasilitasi integrasi ekonomi dan mendukung keberhasilan prakarsa tersebut.