DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Wina Armada Sukardi: Pemilihan Ketua Iluni

image
Wina Armada Sukardi

Kewajiban calon ketua umum Iluni menyetor uang membuat Iluni UI menjadi sangat eksklusif, komersial dan jauh dari populis. Peraturan ini mengajarkan kepada para Iluni untuk melihat segala sesuatu dari aspek uang dalam pengertian sudut yang sempit.

Kalo loe gak punya duit, loe jangan coba mencalonkan diri.Harga ketua Iluni itu mahal lho. Kesan seperti itu tak dapat dihindari.

Baca Juga: Liga Italia 2022/2023: Pelatih Juventus Sebut Persaingan Sulit, Ada AC Milan dan Inter Milan

Mengkomersilkan Jabatan

Dengan demikian, sejak awal, UI sudah mensosialisasi untuk mendapatkan jabatan harus mengeluarkan duit gede. Ini tentu menjadi perdebatan kontraversial.

Seharusnya kan penyelenggara yang menanggung biayanya. Ketua Iluni ditanggung oleh panitia, bukan oleh bakal calon. Apalagi kalau panitia juga sudah mencari sponsor dan sumbangan dari sana-sini.

Seharusnya panitialah yang wajib melayani para calon ketua Iluni dengan sebaik-baiknya, bukan para calon yang justru “diperas.”

Jika faktanya, panitia pemilihan tak sanggup, karena tak punya cukup dana, ajak para calon ketua berembuk bagaimana mengatasi persoalan itu. Dengan kesepakatan bersama dan diketahui bersama pula, dapat dicari duit dari sumber-sumber yang tidak mengikat.

Baca Juga: PSSI Tunggu Jawaban FIFA Terkait Stadion Gelora Bung Tomo untuk Piala Dunia U20 2023

Adapun apabila panitia yang mengutip dana atau fasilitas dari sponsor atau pihak ketiga, nantinya tak jelas bertanggung jawab kepada siapa, jika ada masalah, terutama dari aspek finansial.

Selain itu ketentuan yang mewajibkan calon ketua menyetor duit besar, cenderung mengajarkan alumi untuk mengkomersialkan jabatannya. Ini berbahaya dan tidak memberikan edukasi yang baik buat masyarakat umum.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait