DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Peringatan Asyura 10 Muharram Bukanlah Hari Raya, Melainkan Hari Duka Cita

image
Hari Asyura 10 Muharram 61 Hijriyah menjadi hari terakhir cucu Rasulullah Sayyidina Husein.

ORBITINDONESIA.COM - Peringatan Asyura 10 Muharram bukanlah hari raya, melainkan hari duka cita.

Asyura adalah peristiwa pembantaian keluarga Nabi SAW di suatu tempat bernama Karbala, Irak selatan. Peristiwa ini berlangsung pada tanggal 10 Muharram tahun 61 Hijriah, sekitar 50 tahun setelah wafatnya Nabi.

Peristiwa Asyura disebut sangat tragis karena beberapa hal berikut ini:

Baca Juga: Pengacara di 34 Provinsi Deklarasi GLDC, Siap Jadi Relawan Memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Perang terjadi antara kafilah keluarga Nabi Muhammad SAW melawan 30.000 pasukan yang semuanya adalah orang Islam. Pasukan itu sendiri dipimpin oleh Umar, putera dari Sa’ad bin Abi Waqqash, salah seorang sahabat besar Nabi.

Artinya, saat itu orang-orang Islam melakukan pembantaian terhadap anak-keturunan dari nabi mereka sendiri.

Rombongan keluarga Nabi sempat disiksa rasa haus selama tiga hari sebelum akhirnya dibunuh. Pasukan Umar memblokade sungai Eufrat sehingga keluarga Nabi tidak bisa mengambil air minum.

Jenazah Al Husain dan rombongannya dimutilasi. Kepala mereka dipenggal dan ditancapkan di atas tombak. Lalu, kepala-kepala itu diarak ke Kufah dan ke Syam (Suriah) untuk dipersembahkan kepada Yazid bin Muawiyah.

Baca Juga: Inilah Fakta Terkait Penyakit Rabies yang Fatal Bagi Manusia, Simak Gejala dan Cara Penanganannya

Sisa rombongan keluarga Nabi yang masih hidup yaitu para wanita dan 2 pria yang tidak berdaya, digiring dan dirantai. Mereka diharuskan mengikuti arak-arakan kepala yang ditancapkan di atas tombak, untuk dipertontonkan kepada umat Islam di kota-kota yang dilewati.

Hal-hal di atas adalah fakta yang disepakati kebenaran peristiwanya, baik oleh sejarawan Sunni maupun Syiah.

Nah, para muslim Syiah memperingati peristiwa Asyura tersebut terutama memperingati syahidnya Imam Husain AS, sama seperti sebagian umat Islam menyelenggarakan acara haul tokoh-tokoh atau ulama-ulama, dalam rangka mengenang keteladan dari tokoh yang ia peringati. 

Baca Juga: Tragis, Sepulang Kerja Suami di Jember Temukan Istrinya Gantung Diri dan Kedua Anaknya Tewas

Apabila umat Islam sunni sering mengadakan haul setiap tahun untuk berbagai tokoh ulama-ulama, lalu mengapa kaum syiah tidak boleh mengadakan haul untuk memperingati syahid nya penghulu para syuhada, Imam Husain AS?

Itulah yang dimaksud dengan peringatan Asyura.***

 

Berita Terkait