Dubes Ukraina Vasyl Hamianin Kunjungi LVRI, Kagum kepada Jenderal TNI Soedirman
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 31 Mei 2023 16:21 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Ukraina untuk Republik Indonesia, Vasyl Hamianin, Selasa, 30 Mei 2023 diterima Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) Letjen TNI Purn. HBL. Mantiri di Mabes LVRI.
Selain Ketum DPP LVRI, Herman Bernhard Leopold Mantiri adalah mantan Kepala Staf Umum ABRI.
Dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum II LVRI periode 2012 - 2017. Dia juga adalah seorang mantan Duta Besar Indonesia untuk Singapura. Usianya sekarang 83 tahun, lahir di Kabupaten Bogor, 11 September 1939.
Baca Juga: Thailand Open 2023: Kalahkan Ganda Putri Kanada, Lanny Ribka Susul Apriyani Siti Fadia ke 16 Besar
Sementara, kunjungan Dubes Ukraina kelahiran Desember 1971 didampingi Sekretaris II Mrs Svitlana Kovtun, sedang Ketum didampingi Karo Hublu/Veconac Nur. S. Rahardjo.
Pertemuan berlangsung dalam suasana persahabatan yang hangat. Dubes Ukraina yang mengaku anak dari seorang veteran Ukraina itu menyatakan dirinya adalah pengagum Jenderal Soedirman. ... ”Pak Dirman My Hero”, ungkapnya.
Sebagai bukti kecintaannya akan Jenderal Soedirman, dubes yang meraih gelar Ph.D dalam Sejarah Dunia (2001) itu menyerahkan kalender bergambar Jenderal Soedirman.
Di situ ia menuliskan quotes dalam bahasa Ukraina: “Jenderal Soedirman adalah Panglima Besar yang pemimpin pasukan dalam Perang Kemerdekaan 1946 -1949. Meski dalam kondisi sakit berat, Soedirman tetap bersemangat berjuang dengan bergerilya memimpin untuk memerangi dan mengusir penjajah”.
Baca Juga: Lewat BRImo Future Garuda, Talenta Muda Timba Ilmu dari 4 Legenda Sepak Bola Dunia
Vasyl Hamianin yang dikenal sebagai diplomat muda berusia 52 tahun itu terkesan sangat supel dan sudah mengenal banyak sejumlah daerah di Indonesia. Karier diplomat dimulai dari 2002 hingga 2010, menduduki berbagai posisi diplomatik.
Di antaranya di Kementerian Luar Negeri Ukraina, Kedutaan Besar Ukraina di Republik Rakyat Tiongkok, Sekretariat Verkhovna Rada (Dewan Tertinggi) Ukraina.
2011-2015 bertugas di Kedutaan Besar Ukraina di Republik Rakyat Tiongkok sebagai Minister-Counsellor dan Charge d'Affaires. 2020-2021 – Wakil Direktur Departemen Teritorial ke-4, Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Pada 30 Juli 2021, diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Ukraina.
Baca Juga: Kanwil Kemenkumham DKI Gandeng Penegak Hukum, Ibnu Chuldun: Lurah Menjadi Hakim Juru Damai
Misi kunjungan ke Mabes LVRI bertujuan mengusulkan diadakannya kerjasama Veteran Ukraina dengan Legiun Republik Indonesia. Draf proposal dimaksud akan dikirim melalui email untuk dipelajari lebih lanjut oleh LVRI. Acara kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cendera mata.
Melalui Dubes Ukraina, kita diingatkan kembali kepada Jenderal Soedirman. Kemerdekaan Bangsa Indonesia setiap 17 Agustus, tidak bisa melupakan kebesaran Jenderal Soedirman.
Awalnya, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Soedirman lari dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno.
Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara Jepang di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal Badan Keamanan Rakyat.
Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober 1945 oleh panglima sementara Oerip Soemohardjo, dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut.
Pada 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar Tentara Keamanan Rakyat di Yogyakarta, Soedirman terpilih menjadi panglima besar. Sedangkan Oerip, yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi kepala staf.
Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di Ambarawa.
Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan semakin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada 18 Desember 1945.
Baca Juga: Inilah Makna Filosofis di Balik Logo IKN Pohon Hayat Karya Aulia Akbar
Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Yang pertama adalah Perjanjian Linggarjati --yang turut disusun oleh Soedirman -- dan kemudian Perjanjian Renville --yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam Agresi Militer I kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia.
Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk upaya kudeta pada 1948.
Jenderal Soedirman kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit tuberkulosis-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada November 1948.
Baca Juga: Bambang Sumbogo: Lampung Ajukan Lagi ke Pusat tentang Rencana Pembangunan Jalur Kereta Trans Sumatra
Pada 19 Desember 1948, beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.
Pada saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di kraton sultan, Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
Awalnya mereka diikuti oleh pasukan Belanda. Tetapi Soedirman dan pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu.
Dari tempat ini, Soedirman mampu mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ketika Belanda mulai menarik diri, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949.
Baca Juga: Thailand Open 2023: Kalahkan Wakil Skotlandia, Apriyani dan Siti Fadia Melaju ke 16 Besar
Meskipun ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, ia dilarang oleh Presiden Soekarno. Penyakit TBC yang diidapnya kambuh; ia pensiun dan pindah ke Magelang.
Soedirman wafat kurang lebih satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Yogyakarta.
Kematian Soedirman menjadi duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendera setengah tiang dikibarkan dan ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan prosesi upacara pemakaman.
Soedirman terus dihormati oleh rakyat Indonesia. Perlawanan gerilyanya ditetapkan sebagai sarana pengembangan "esprit de corps " bagi tentara Indonesia, dan rute gerilya sepanjang 100-kilometer (62 mil) yang ditempuhnya harus diikuti oleh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer.
Soedirman ditampilkan dalam uang kertas rupiah keluaran 1968, dan namanya diabadikan menjadi nama sejumlah jalan, universitas, museum, dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia
Oleh: Dasman Djamaluddin S.H., M.Hum (Penulis Buku Biografi, Wartawan dan Sejarawan) ***