Mengawetkan Agama, Tanggapan Akademisi dan Tokoh pada Pemikiran Denny JA tentang Agama Warisan Kultural
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 09 Mei 2023 07:50 WIB
Oleh Anick HT (Editor)*
ORBITINDONESIA.COM - Pada tahun 1960-1970an, para intelektual dunia ramai-ramai membangun tesis bahwa pada saatnya nanti, agama tak akan laku lagi. Manusia semakin tak punya alasan yang cukup rasional untuk memeluk agama.
Tesis ini diamini banyak orang, hingga kemudian Pippa Norris dan Ronald Inglehart mengukurnya melalui analisis data survei yang ketat.
Mereka menganalisis data tentang tren agama di 49 negara selama periode 1981-2007. Hasilnya, di 33 dari 49 negara itu, orang menjadi lebih religius selama tahun-tahun itu.
Baca Juga: Dengan Artificial Intelligence, LSI Denny JA Ingin Menangkan Capres Lima Kali Berturut-turut
Hal ini berlaku di sebagian besar negara bekas komunis, di sebagian besar negara berkembang, dan bahkan di sejumlah negara berpenghasilan tinggi.
Temuan itu memperjelas bahwa industrialisasi dan penyebaran pengetahuan ilmiah tidak menyebabkan agama menghilang, seperti yang pernah diasumsikan beberapa sarjana.
Namun sejak 2007, banyak hal telah berubah dengan kecepatan yang mengejutkan. Dari sekitar 2007 hingga 2019, sebagian besar negara yang tersebut—43 dari 49—menjadi kurang religius.
Penurunan kepercayaan tidak terbatas pada negara-negara berpenghasilan tinggi dan muncul di sebagian besar dunia. Semakin banyak orang tidak lagi menganggap agama sebagai sumber dukungan dan makna yang diperlukan dalam hidup mereka.