DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Syaefudin Simon: Menulis di Kota Suci

image
Syaefudin Simon tentang menulis di Tanah Suci.

Pahala salat di Masjidil Haram Mekah, pahalanya 100.000 kali dari salat di masjid Bekasi. Artinya secara pahala, salat di masjidil Haram lebih tinggi dari salat di masjid Nabawi.

Apalagi di Masjidil haram ada ritual spesial, ihram. Yaitu mengelilingi Kabah (thowaf) dan sya'i (jalan kaki cepat napak tilas bukit Safa dan Marwah. sepanjang 350-an meter bolak balik). Masing-masing 7 kali.

Pas saat sya'i aku lelah. Telapak kaki terasa ngilu. Untungnya aku lihat ada orang sya'i yg pakai sandal. Aku pun segera pakai sandal putih yang saya beli di masjid Aqabah yang selama thowaf aku ikat di tali tas pinggang. Eh ternyata nyaman. Kaki tak ngilu lagi. Rasa capek pun hilang.

Baca Juga: Singkat dan Bermakna Teks Amanat Pembina Upacara Bendera Hari Senin Tentang Tingkatkan Semangat Nasionalisme

Ada teman yg berbisik, Simon tak boleh pakai sandal. Aku jawab, lihat tuh banyak yg pakai sandal. Teman itu pun diam. Secara hukum formal, aku sah memakai sandal. Karena ada jurisprudensinya.

Begitulah. Usai sya'i yang cukup menguras tenaga itu, ritual diakhiri dengan motong rambut. Yang motong rambut Mas Rosi dengan gunting kecil.

Aku minta Mas Rosi motong rambutku jangan banyak-banyak. Rambutku sudah botak dan baru disemir hitam saat mau umroh. Kalau dipotong banyak, rambutku bisa habis. Hilang gantengnya gaes.

Mas Rosi ini menarik . Pria muda pembimbing umroh asal Madura lulusan sastra Inggris Universitas Brawijaya Malang ini, mengaku lebih suka dipanggil "mas" ketimbang ustad. Lo kenapa?

Baca Juga: Arsenal Sukses Bawa Pulang 3 Poin Dari Kandang Newcastle United, Perebutan Posisi 4 Besar Kian Menarik

Karena nama Rosi, ujarnya, lebih mengingatkan orang pada Valentino Rosi, raja MotoGP dunia -- ketimbang ustad. Weleh.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait