DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Denny JA: Hilangkan Perbedaan Waktu Idul Fitri, Muslim Dunia Waktunya Punya Kalender Hijriah Global

image
Denny JA.

Denny menambahkan, ilmu pengetahuan saat ini bahkan bisa memprediksi akan terjadi gerhana matahari pada 50 tahun mendatang. Ilmu pengetahuan kini bisa menghitungnya dengan presisi yang tinggi. Bahkan, dapat mengetahui di daerah mana gerhana matahari 50 tahun mendatang bisa dilihat.

“Cukup kita ketik saja di Google. Kurang dari satu menit, Google memberitahu bahwa gerhana total matahari di 2073, 50 tahun dari sekarang, akan terjadi di tanggal 21-22 Februari. Lengkap pula dituliskan di negara mana total gerhana matahari itu bisa dilihat,” ungkapnya.

Belum ada kalender hijriah global, menurutnya, bukan karena ilmu pengetahun, namun pada pilihan interpretasi aturan, ego nasionalisme, maupun ego organisasi kemasyarakatan.

Denny pun mengutip salah satu hadits Nabi yang menyebut hilal untuk menentukan awal waktu dan akhir berpuasa.

"Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang, maka genapkanlah (istikmal) menjadi 30 hari".

Yang jadi masalah, kata Denny, bagaimana cara melihat hilal, apakah dengan mata telanjang atau bisa dibantu teknologi canggih seperti teleskop dan satelit. Padahal, hadirnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini bisa digunakan untuk menghitung gerak benda alam raya sampai 50 tahun ke depan.

Mengutip pendapat Prof. Syamsul Anwar dari Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Denny menyebut tentang penerapan imkan rukyat, yaitu keterlihatan atau kemungkinan terlihat hilal di suatu tempat di muka bumi untuk diberlakukan ke seluruh dunia.

“Bisakah bumi secara keseluruhan dilihat sebagai satu kesatuan matlak (zona waktu saja)? Sehingga, apabila di suatu tempat di mana pun di muka bumi telah terjadi imkan rukyat, sudah terlihat hilal, maka itu dipandang berlaku bagi seluruh kawasan muka bumi?” ujarnya.

Upaya merumuskan kalender global bersama umat islam sendiri sudah diserukan sejak puluhan tahun lalu. Pada 1958, seorang ahli hadis asal Mesir bernama Ahmad Muhammad Syäkir sudah menyatakannya.

Menurut Syakir, memiliki kalender global bersama adalah keharusan. Bukan saja kalender itu berguna secara sosial, tapi juga memiliki implikasi hukum islam sendiri.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait