DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Renungan: Mengapa di Negara yang tak Menganggap Agama Penting, Justru Mampu Membuat Warganya Paling Bahagia

image
Denny JA membeberkan tentang hubungan agama dan kebagaiaan warga negara.

Dulu di abad pertengahan dan sebelumnya, agama menjadi driving force utama peradaban.

Tapi di era modern, driving force utama peradaban berpindah kepada ilmu pengetahuan dan manajemen modern.

Untuk maju, makmur dan mampu membuat warga negara bahagia, tergantung dari kemampuan negara itu dalam mengelola ilmu pengetahuan dan manajemen modern, bukan oleh intensitas beragama.

Tanpa kemampuan mengelola ilmu pengetahuan dan manajemen modern secara optimal, sebuah negara tak akan mampu membuat warganya bahagia, walau intensitas beragama di negara itu begitu luas.

Suka atau tidak, inilah realitas yang ada. Driving force peradaban utama sudah tak lagi di tangan hidup beragama.

Kedua, agama pun meredup sebagai kekuatan compassion, kekuatan akhlak. Akibatnya riuh rendah ritus agama tidak berlanjut pada perilaku sosial yang sesuai.

Semakin terlihat ada kesenjangan antara doktrin agama dan peradaban yang dihasilkannnya. Ada jurang menganga antara keriuhan ritus agama dengan perilaku sosial penganutnya.

Data paling mencolok justru dikeluarkan oleh KPK. Di tahun 2011, hasil riset KPK menyatakan departemen agama justru paling korup. Departemen yang tugasnya mengelola agama justru paling tidak menjalankan perintah agama.

Merenungkan paskah dan ramadhan saatnya kembali kita bangkitkan kekuatan compassion, kekuatan akhlak di setiap agama.

Kita termasuk kelompok yang meyakini. Kompleksitas batin manusia tak hanya bisa dipuaskan semata oleh kelimpahan ekonomi dan kemajuan teknologi. Manusia adalah mahluk spiritual yang memiliki tubuh.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait