Renungan: Mengapa di Negara yang tak Menganggap Agama Penting, Justru Mampu Membuat Warganya Paling Bahagia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 16 April 2023 10:05 WIB
Di Finlandia, persentase masyarakat yang menganggap agama penting dalam hidupnya hanya 28 persen. Di Denmark hanya 19 persen, Swedia 15 persen.
Top 10 negara yang membuat warganya paling bahagia, rata rata hanya 31 persen populasinya menganggap agama penting dalam hidup mereka.
Ini menimbulkan pertanyaan yang mendasar. Mengapa di negara yang tak lagi menganggap agama penting justu mampu membuat warganya paling bahagia, makmur, pemerintahannya paling bersih dari korupsi, dan menghormati keberagaman
Sebaliknya, kita melihat data lain. Suasana di negara yang di atas 90 persen populasinya menganggap agama sangat penting. Yaitu di Indonesia (Islam), India (Hindu), Thailand (Buddha) dan Brazilia (Katolik). Di negara itulah jumlah umat beragama paling banyak.
Tapi bagaimana rangking di negara itu dalam membuat warganya bahagia? Indonesia hanya rangking 80. India rangking no. 136, Thailand no. 53, Brazil no: 34.
Di negara yang menganggap agama minta ampun pentingnya tapi justru tak mampu membuat warga negaranya paling bahagia, pemerintahan yang bersih dan sebagainya.
Bagaimana kita menjelaskan fenomena itu? Mengapa di era ini agama tak lagi menjadi variabel yang membuat warga negaranya makmur, maju, dan bahagia? Apa yang salah?
Dengan menyelami data ini, terbuka mata kita mengenai realitas agama dalam prakteknya di abad 21.
-000-
Banyak faktor yang bekerja. Dua penyebab utama. Pertama adalah berubahnya driving force peradaban.