Syaefudin Simon: Ida Dayak dan Cinta Tuhan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 12 April 2023 17:30 WIB
Sebetulnya, Tuhan tak hanya memberikan keajaiban itu hanya kepada utusanutusan-Nya. Tapi juga kepada orang awam yang berusaha untuk mencapai kesucian jiwa. Hanya saja, terlalu banyak godaan bagi orang awam untuk mencapai kesucian yang frekwensi jiwanya seperti nabi.
Nabi mendapat keistimewaan itu karena kehendak Tuhan dan Tuhan pun menjaga kesuciannya. Sedangkan orang awam terkadang -- setelah mencapai kesucian dan mendapat keistimewaan dari Tuhan -- ia sering tergelincir.
Dalam hatinya muncul kesombongan dan pretensi tertentu -- seperti tergoda harta, tahta, dan wanita -- sehingga kesuciannya tercemar. Akibatnya keistimewaan dari Tuhan itu hilang.
Setelah hilang, ia bernostalgia seakan Tuhan masih memberikan keistimewaan tadi seperti sebelumnya. Padahal sudah tidak lagi karena hatinya sudah tercemar ambisi.
Nostalgi yang muncul itulah yang kemudian menjadikannya sebagai penipu, dukun sakti, pengganda uang, dan lain-lain. Setelah di hatinya ada pamrih, apa yang diperbuatnya bukanlah kehendak Tuhan. Tapi kehendak setan.
Dalam perjalanan sejarah kesucian, banyak sekali orang-orang yang sudah mencapai frekwensi kenabian, tetiba tergelincir. Ia tergoda ambisi. Cintanya berpamrih. Akibatnya, keistimewaan tadi lenyap. Mukjizatnya hilang.
Mempertahankan kesucian jiwa jauh lebih sulit dari pada mempertahankan disertasi ilmiah. Terlalu banyak godaan, dari yang sangat kasar sampai yang sangat halus. Tuhan menyatakan, jika ada perasaan kesombongan di hati manusia, meski hanya sebesar atom, ia tak berhak mendapat sorga.
Baca Juga: Profil Lengkap Iwan Kurniawan Hasyim Kepala BNN Tasikmalaya yang Viral Minta THR ke PO Budiman
Sorga adalah manifestasi cinta Allah kepada hamba2nya yang satu frekwensi dengan cintaNya. Sorga hanya dapat diraih oleh jiwa-jiwa suci yang memancarkan cinta tanpa pilih kasih.