Membedah Pemikiran Denny JA tentang Kitab Suci di Pesantren Kampung Al Quran Pamijahan Bogor Jawa Barat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 10 April 2023 06:48 WIB
Cara lain untuk memahami kitab suci yang juga bisa dipertimbangkan, tidak hanya mencari sisi keimanan dan sisi mistiknya, melainkan dapat juga memperlakukan kitab suci itu sebagai sastra.
Ujar Gaus, Denny JA sudah mengembangkan pandangan ini dengan memberi contoh bagaimana masyarakat modern dapat menikmati Mahabarata dan La Galigo sebagai karya sastra walaupun bagi orang yang mengimaninya itu adalah kitab suci.
Hal ini penting karena sudut pandang sastra tidak terikat pada realitas, melainkan pada narasi estetika. Salah satu alasan mengapa kitab suci sekarang banyak diabaikan karena hilangnya sudut pandang ini.
Dengan menukil data-data dari Denny JA, Gaus memberi contoh bagaimana pandangan masyarakat di negara maju seperti Amerika Serikat terhadap kitab suci.
Ketika publik di Amerika ditanya seberapa seringkah mereka membaca kitab suci, hasilnya: yang membaca kitab suci setidaknya sekali seminggu ada 35 persen; namun yang sangat jarang membaca kitab suci dan yang tidak pernah lagi membaca kitab suci jumlahnya lebih banyak yakni 45 persen.
Riset ini mengagetkan karena Amerika Serikat selama ini dianggap sebagai contoh negara Barat yang sangat tinggi apresiasinya pada agama. Ternyata hasil riset pada 2014 lalu itu membuktikan hal yang sebaliknya.
Ketika ditanya bagaimana cara mereka melihat kitab suci, dan bagaimana sebaiknya kitab suci ini dipahami, jawabannya 39 persen mengatakan bahwa kitab suci itu harus dibaca secara tekstual atau apa adanya.
Apa yang tertulis begitulah pula yang harus diartikan, dan begitulah pula yang harus dilaksanakan.
Namun 36 persen dari mereka menyatakan bahwa kitab suci itu tidak untuk dibaca secara tekstual melainkan secara metaforik yakni kandungan pesan moral atau moral teaching di balik narasi ayat-ayat tersebut.
Data-data ini menjadi latar belakang untuk memahami fenomena kitab suci di abad 21, yang dirisaukan oleh banyak orang.