73 Tahun Hubungan Indonesia dan Rusia, Kenangan Era Soekarno Sampai Investasi di Ibu Kota Nusantara
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 12 Februari 2023 14:47 WIB
Terlebih dengan kabar adanya perusahaan investasi Jepang yang menarik diri dari IKN, Rusia dapat mengisi kekosongan tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpunnya, perusahaan negara Kereta Api Rusia sejatinya telah memiliki sejumlah perjanjian dengan Indonesia. Sebagai contoh, pada 2018, Kementerian Perhubungan Federasi Rusia dan Indonesia sepakat untuk menyiapkan roadmap pembentukan inisiatif transportasi bersama, di antaranya adalah rencana pembangunan jalur kereta api dan infrastruktur terkait di Pulau Kalimantan.
Pada pertemuan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di Moskow pada 30 Juni 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin secara khusus menekankan minat berkelanjutan negara itu dalam pelaksanaan proyek transportasi ini dengan keterlibatan selanjutnya dalam pelaksanaan inisiatif skala besar kepemimpinan Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan.
Melihat pemaparan Nikita itu, kedua negara memiliki keinginan yang sejalan, di mana Indonesia membuka pintu bagi Rusia untuk berinvestasi di IKN dan diikuti dengan kesediaan Rusia untuk mengambil peran.
Pertanyaan besarnya apakah keterlibatan Rusia yang tengah banyak mendapatkan sanksi Barat ini akan memiliki risiko dalam pembangunan IKN?
Nikita mengatakan meskipun sanksi Barat terhadap Rusia dan keadaan konflik secara umum dalam sistem hubungan internasional menjadi tantangan untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan Ibu Kota Indonesia, tetapi Indonesia dapat melindungi kepentingan investor.
Indonesia sejak awal kemerdekaan menganut prinsip-prinsip kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, serta pemeliharaan perdamaian.
Kerja sama bilateral yang erat, negosiasi yang konsisten, kepentingan bersama, dan proposal khusus dari kedua belah pihak dapat mempersiapkan setiap perusahaan yang terlibat dalam investasi untuk menghadapi potensi risiko.
Adapun kendala nyata saat ini terkait investasi di IKN, menurut Nikita, adalah kurangnya proposal yang dapat direalisasikan dan posisi kehati-hatian investor yang menunggu kondisi yang lebih menguntungkan untuk terlibat dalam program konstruksi, atau bagi perintis yang mampu mengubah modal ventura mereka menjadi fasilitas perkotaan.
Investor akan mengambil sikap menunggu dan melihat, menyelesaikan nota kesepahaman dan dengan hati-hati mempertimbangkan kemungkinan implementasi proyek potensial.
Bagi Rusia dengan mempertimbangkan potensi peluang teknologi, ekonomi, dan sumber daya, partisipasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara sangat bermanfaat dalam hal menunjukkan kepentingan negara di kawasan Asia Tenggara, serta memperkuat hubungan politik, dan ekonomi dengan Indonesia.
Rusia memandang, posisi internasional Indonesia dengan otoritasnya dalam urusan regional dan global dalam kaitannya dengan keberhasilan presidensi G20 pada tahun 2022 dan keketuaan ASEAN pada tahun 2023, menjadikan Indonesia sebagai mitra yang dapat diandalkan dalam pelaksanaan proyek, termasuk inisiatif ekonomi utama.