73 Tahun Hubungan Indonesia dan Rusia, Kenangan Era Soekarno Sampai Investasi di Ibu Kota Nusantara
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 12 Februari 2023 14:47 WIB
ANTARA telah meminta izin secara langsung kepada Nikita untuk memublikasi sebagian pandangannya itu.
Pada 5 Januari 2023, Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares mengumumkan bahwa Indonesia mengundang investor dari Rusia untuk berpartisipasi dalam pembangunan ibu kota baru Nusantara di Pulau Kalimantan.
Posisi ini menunjukkan keinginan Indonesia atas keikutsertaan perusahaan Rusia dalam proyek IKN.
Sebelumnya, pada musim panas 2022, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva juga mengatakan bahwa negara itu telah ditawari untuk bergabung dalam proyek pemindahan ibu kota.
Nikita secara terbuka berpandangan dalam konteks adanya sanksi Barat yang diberikan kepada Rusia, partisipasi negaranya dalam pembangunan ibu kota baru Indonesia akan lebih dari sekadar menguntungkan dari sudut pandang politik dan ekonomi, karena perusahaan Rusia, termasuk perusahaan negara besar, bisa masuk ke program konstruksi jangka panjang, yang dijamin akan didukung oleh negara yang bersahabat.
Selain itu, prinsip kemitraan publik-swasta di Indonesia, menurutnya, juga cukup mirip dengan apa yang dilakukan Rusia, yaitu memajukan kepentingan korporasi nasional, dengan adanya dukungan lembaga negara.
Peluang keterlibatan Rusia di IKN dapat terwujud, salah satunya jika ada kesepakatan politik dan negosiasi timbal balik antara kementerian dan otoritas terkait di kedua negara.
Akan tetapi, untuk mendukung kesepakatan tersebut diperlukan keterlibatan aktif tidak hanya para otoritas terkait maupun diplomat, tetapi juga para ahli dan perwakilan masyarakat sipil.
Pengalaman Moskow dalam pembangunan transportasi dan infrastruktur pintar perkotaan yang cukup tinggi, dapat membuka peluang negosiasi antara otoritas Ibu Kota Nusantara dan Pemerintah Moskow.
Dia memandang hal tersebut juga menjadi prospek yang jelas bagi perusahaan negara Rusia, seperti Rosatom, Rostec dan Roscosmos, yang mampu membangun kota pintar hijau mencakup teknologi manajemen infrastruktur transportasi, Internet of things, teknologi luar angkasa untuk mengontrol konstruksi dan sistem pasokan energi untuk modal atau zona ekonomi masa depan di sekitarnya.