73 Tahun Hubungan Indonesia dan Rusia, Kenangan Era Soekarno Sampai Investasi di Ibu Kota Nusantara
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 12 Februari 2023 14:47 WIB
Berbekal gaya diplomasinya yang “ceplas-ceplos” dan tidak mau didikte, Sukarno justru bisa meyakinkan hati sahabatnya Khrushchev untuk memberikan pinjaman lunak.
Pinjaman lunak dari Uni Soviet pun digunakan Indonesia untuk membangun berbagai infrastruktur.
Dalam buku memoar persahabatan “Sukarno & Khrushchev” yang ditulis Sigit Aris Prasetyo dijabarkan beberapa infrastruktur bangunan yang berhasil didirikan melalui kerja sama dengan Uni Soviet, antara lain, Stadion Gelora Bung Karno, Rumah Sakit Persahabatan, Tugu Monas, Patung Tugu Tani, hingga Patung Pembebasan Irian Barat.
Pembangunan sejumlah bangunan itu atas prakarsa Sukarno sendiri, mulai dari stadion sampai patung-patung. Maklum, di era kemerdekaan, guna meningkatkan rasa nasionalisme, khususnya bagi masyarakat bawah nonterpelajar, perlu dibangun berbagai patung sebagai simbol perjuangan yang mampu membakar semangat.
Sementara pembangunan stadion, yang sempat dipertanyakan manfaatnya oleh Uni Soviet, diperlukan Sukarno untuk mengumpulkan massa, sebagai panggung orasi yang membakar semangat rakyat kala itu.
Terlepas dari hal-hal yang simbolis itu, keberhasilan Sukarno dalam mendapatkan pinjaman Uni Soviet di era awal kemerdekaan, secara tidak langsung telah membuat Uni Soviet ikut terlibat dalam pembangunan awal ibu kota negara, Jakarta, kala itu.
Arsitektur yang dibangun dengan sentuhan Uni Soviet, umumnya megah dan kokoh, layaknya bangunan-bangunan yang mereka bangun sendiri di negara asal. Stadion Gelora Bung Karno sendiri merupakan stadion kembar dengan yang ada di Rusia, yaitu Stadion Luzhniki.
Ceritanya, Sukarno yang pernah berkesempatan mengunjungi Stadion Luzhniki saat ke Moskow, pada suatu kesempatan meminta Uni Soviet membangun stadion serupa di Jakarta dan berdirilah Stadion Gelora Bung Karno.
Peluang investasi Rusia
Setelah melihat sedikit sejarah persahabatan Indonesia dengan Rusia yang dulu bernama Uni Soviet dan keterlibatannya dalam pembangunan Ibu Kota Jakarta, maka tidak ada salahnya melihat peluang kontribusi negara itu dalam pembangunan Ibu Kota Baru Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Pakar dari ASEAN Centre di Universitas Moscow State Institute of International Relations (MGIMO) Dr. Nikita Kuklin memiliki pandangan tentang peluang investasi Rusia di IKN Indonesia.
Opini lengkap Nikita dipublikasi dalam laman russiancouncil.ru yang dapat diakses dalam link di sini.