Agung Wibawanto: Viral Bahasan Yohanes atau Yoh Anies
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 29 Desember 2022 18:20 WIB
ORBITINDONESIA - Sudah dari kemarin sebenarnya viral video Anies Baswedan yang diberi nama Yohanes oleh seorang tetua adat di Papua.
Tanpa narasi penjelas lainnya terkait maksud pemberian nama dan mengapa Yohanes? Video ini katanya juga tayang di Chanel YouTube milik Anies Baswedan sendiri, artinya benar terkonfirmasi.
"Anak kami Anies datang di Rumah Tuhan dengan nama Yohanes," ucap sang pemuka Agama di hadapan Anies Baswedan di sebuah rumah doa.
Baca Juga: Indra Bekti Usai Jalani Operasi, Aldila Jelita: Hei, Sehat Yuk
Pemberian nama tersebut disambut ucapan amin oleh orang di sekitarnya dan disertai tepuk tangan. Siapa Yohanes? Mungkin saja memang ada seorang tokoh di Papua bernama Yohanes.
Namun bagi kalangan umat kristiani, Yohanes adalah seorang anggota terkemuka dari Dua Belas Rasul pertama Yesus.
Seseorang yang memiliki hubungan dekat secara pribadi dengan Juruselamat dan memiliki peranan yang penting sebagai saksi-Nya, sebagai pemimpin Gereja, dan sebagai pewahyu. Itu yang pernah saya pelajari dulu (mohon koreksi jika salah).
Pertanyaannya, ini serius atau becandaan? Sama kagetnya saat kampanye Pilgub DKI 2017 lalu.
Waktu itu dikatakan oleh pendukung Anies yang bilang "dosa dan haram hukumnya bagi muslim memilih seorang kafir".
Tentu ditujukan kepada Ahok yang kala itu berhadapan dengan Anies. Lalu dilanjut menolak sholat kan jenazah bagi pemilih kafir. Saya kira bercanda ternyata benar adanya.
Lantas pemberian nama Yohanes di sebuah rumah doa itu apa? Maksud saya begini. Jika tetua adat itu serius bukan setingan, maka seriusnya bagaimana dengan menyebut Anies sebagai "anak kami" dan diberi nama Yohanes?
Apa berharap Anies menjadi Rasul Yohanes? Apakah berarti pindah agama atau bagaimana? Jika tidak serius masa dibuat main-main?
Sebaliknya, apakah Anies bersungguh-sungguh sadar dengan yang dilakukan atau sekadar basa-basi demi modal menarik suara (politik)?
Konsekuensi ini saya kira berat dan tidak boleh main-main. Jika hanya bercanda atau basa-basi ya berarti melecehkan agama maupun adat di Papua. Kita memang mengenal politik itu melakukan segala cara. Tapi tidak segitunya.
Namun juga, jika melihat rekam jejak selama kampanye Pilgub DKI 2017, Anies sanggup mengikuti model kampanye kelompok intoleran, maka yang inipun (pemberian nama Yohanes) mengapa tidak?
Saya belum mendapat informasi komentar Anies terhadap peristiwa di Papua itu. Yang pasti para pendukungnya senyap di medsos.
Baca Juga: Sakit! Menantu Ini Minta Video Call Saat Ibu Mertua Mau Pakai Baju Setelah Mandi
Entah mereka bingung, malu, atau memang tidak tahu (kurang info) atas kejadian tersebut. Mungkin saja ada yang mengatakan, "Ini lho bukti Anies tidak intoleran, tidak hanya dekat dengan golongan muslim".
Jika yang komen itu muslim, coba tanyakan apakah boleh begitu? Wong kelompok Anies yang Islam garis keras kan mengatakan, jangan menyerupai yang bukan kaum mu.
Bahkan hanya pakai atribut atau mengucapkan natal saja sudah dibilang haram. Hal ini masih ramai menjadi pembahasan netizen di medsos.
Baru juga Anies ditegur Bawaslu bahwa tempat ibadah tidak digunakan untuk kampanye, atau karena belum waktunya, tidak untuk membahas pencapresan. Rumah doa kategori rumah ibadah bukan?
Baca Juga: HEBOH! Nikita MIrzani Menangis Histeris sampai Sujud Syukur, Karena Ini Dalam Persidangan
Belum lagi bertanding, Anies bisa mendapat dua kali kartu kuning. Yang itu artinya merah lho.
Ini yang menjadi kelemahan Anies yang tidak punya pendirian dan hanya ikut apa yang diminta tim politiknya.
Dia juga tidak punya pengalaman memimpin gerakan perebutan simpati warga yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Melakukan segala cara tidak juga berarti bermain-main dalam rambu bahaya "SARA".
(Oleh: Agung Wibawanto)