DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Iyyas Subiakto: Welcome Taliban

image
Iyyas Subiakto tentang Taliban.

ORBITINDONESIA.COM - Baru-baru ini ada headline di JAWA POS bahwa Indonesia kedatangan tamu setengah manusia rombongan Taliban.

Kenapa setengah manusia, karena Taliban mendua tentang hubungan manusia, khususnya kaum perempuan yang hanya dijadikan mesin anak tanpa boleh sekolah, dan keluar rumah.

Yang menarik berita tentang Taliban itu terkesan ditutupi, bahkan jubir Kemenlu hanya menjawab itu hanya kunjungan non formal. Dan saat ditanya siapa saja yang menemuinya, dijawab diplomatis, maaf tidak bisa memberi info itu.

Baca Juga: Inilah 10 Drakor yang Akan Tayang Bulan Agustus 2023, Ada Genre Komedi Hingga Thriller

Ini aneh bin janggal. Apa tamu yang membahayakan dunia itu hanya tamunya Kemenlu? Mereka tamunya negara Indonesia, karena masuk pakai visa. Ini tahun politik sehingga gerakan yang agak mengundang tanya harus ditransparankan.

Kita masih ingat, yang senang dengan kaum otak panas (kepalanya diblebet sorban) hanya Jusuf Kalla (JK). Dulu saat pilkada DKI, JK mengundang Taliban ke istana, entah apa urgensinya.

Sekarang kalau ada ang menemui mereka, harusnya di-release-lah agar kita tahu siapa saja yang ada disana. Apa PKS, JK, Anies, kan tak apa-apa untuk membaca gestur mereka.

Apa karena sekarang PKS mengadakan lomba baca teks Pancasila gaya Soekarno terus kita lupa mereka pernah menolak Pancasila. Sekarang pun kita hakul yakin, mereka hanya pura-pura saja.

Baca Juga: Mikrom Amadea Utama dan Nagia Halisa dari Bengkulu Juara Putra dan Putri Pariwisata Nusantara 2023

Ada analisis dari lembaga di Inggris bahwa mereka bermaksud meminta dukungan negara Islam, dan bicara investasi, makanya mereka mampir ke Indonesia dan Malaysia.

Jadi kalau menyangkut bicara ekonomi kan harus ada partner bicaranya, tentulah pengusaha. Tidak apa apa kalau yang menemui JK, dia kan memang sahabatnya Taliban.

Afganistan setelah ditaklukkan pemberontak Taliban tahun 2021, wajah kemanusiaan mereka langsung beringas, khususnya kepada perempuan. Apa kita toleran terhadap hal yang demikian.

Apa bedanya kita memperlakukan Israel yang dianggap mencaplok tanah Palestina, lha Taliban pemberontak, dan menginjak-injak HAM. Kita kadang juga berperilaku ganda.

Baca Juga: Resmikan Gereja di Surabaya, Yaqut Cholil Qoumas Tegaskan, Lembaga Kemenag Milik Semua Agama

Apa Indonesia mau membantu secara kemanusiaan, atau berinvestasi menaikkan ekonomi mereka, ini sama saja menyetujui tindakan barbar mereka terhadap wanita.

Hasil survei lembaga Gallup yang mensurvei terhadap pikiran positif masyarakat di satu negara, memberi ranking pertama kepada Afganistan sebagai negara berpenduduk paling stres di dunia. Mereka tidak ada jaminan masa depan, tidak ada jaminan hidup besok masih makan atau tidak, besok masih hidup atau tidak.

Negara dengan masyarakat stres kelas wahid, kebayang bagaimana kualitas manusianya. Belum lagi doktrin agama yang primitif.

Siapa negara dengan pikiran rakyatnya yang paling positif, tak lain adalah Indonesia. Number one positive thinking. Ini tercermin dari tingkat kepuasan rakyat terhadap kepemimpinan pak Jokowi yg mencapai 90 persen.

Terus, kita lagi senang-senangnya dengan lingkungan yang aman damai dan penuh harapan menjadi negara maju. Ada tamu masuk dari pintu belakang, tamunya stres pula.

Sampeyan mau apa, dagang opium. Atau mau nambah ngiderin kotak amal di lampu merah dgn tulisan Taliban, saudara kita sedang susah. Sana tanya ke JK.

(Oleh: Iyyas Subiakto) ***

Berita Terkait