DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kebersamaan Tuan Guru Bajang dan Ganjar Pranowo, Beginilah seharusnya Relasi Ulama dan Umaro

image
Ganjar Pranowo dan Tuan Guru Bajang di NTB.

ORBITINDONESIA.COM - Kebersamaan yang ditunjukkan antara Ganjar Pranowo dan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Juni 2023 adalah sesuatu yang menyejukkan.

Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng sekaligus bakal calon presiden dan Tuan Guru Bajang, tokoh Nahdlatul Wathon sekaligus representasi Ulama NTB bisa berjalan beriringan dan saling berdiskusi.

Sebagai pejabat publik, sudah sewajarnya Ganjar Pranowo mendengar masukan dari berbagai kalangan. Salah satunya dari tokoh-tokoh keagamaan seperti Tuan Guru Bajang.

Baca Juga: Viral Game Roleplay di TikTok, Seperti Apa Sih Permainan yang Katanya Kontroversial Ini?

Dari para pemuka agama itu, jalannya roda pemerintahan sebisa mungkin tetap di jalur yang diridhai Tuhan. Alih-alih menggunakan simbol-simbol keagamaan agar mendapat simpati dari masyarakat.

Secara nyata, masukan dari para pemuka agama diimplementasikan dalam setiap kebijakan yang diambilnya. Dengan kreatifnya suami Siti Atikoh itu melakukan sejumlah terobosan melalui jalur pendidikan, akar dari segala kemiskinan.

Lahirlah SMKN Jateng, SMK Semi Boarding, Kelas Virtual, dan Kelas Jauh. Rakyat miskin juga harus mendapat keadilan di bidang pendidikan, agar memiliki kemungkinan lebih luas dalam menatap masa depan.

Ada juga program Tuku Lemah Oleh Omah. Sebuah kebijakan agar rakyat miskin bisa memiliki rumah yang layak. Rakyat diminta membeli tanah, lalu pemerintah akan membangunkan rumah.

Baca Juga: Fix, Pemerintah Resmikan Libur Idul Adha 1444H dan Cuti Bersama, Ini Dia Tanggalnya

Rakyat miskin diminta membeli tanah? Dari mana uangnya? Tunggu, ini belum selesai.

Rakyat miskin dibantu Ganjar mendapat kredit super lunak dari bank, agar bisa membeli tanah sendiri. Tidak hanya membantu rakyat miskin, Ganjar juga menjaga martabat mereka tetap utuh.

Kebersamaan Ganjar dan TGB juga menepis tuduhan keji tak berdasar sekelompok orang yang menyatakan bahwa dirinya anti Islam.

Karena Ganjar tidak mungkin memusuhi agamanya sendiri. Yang diperangi Ganjar adalah intoleransi. Sama seperti terorisme, intoleransi tidak memiliki agama.

Meski tidak pernah gembar gembor, pria 54 tahun ini sesungguhnya orang yang sangat relijius. Ganjar berani menikahi Siti Atikoh yang berdarah Nahdliyyin super kental.

Baca Juga: Park Seo Joon Dikabarkan Sedang Menjalin Hubungan Dengan Youtuber, Begini Tanggapan Agensi

Cucu ulama besar Purbalingga KH Hisyam A. Karim, tokoh NU sekaligus pejuang kemerdekaan. Kalau level Ganjar cuma kelas Islam "mendang-mending", apakah mungkin diterima sebagai menantu di keluarga santri? Pasti tidak.

Yang terpenting, Ganjar juga berhasil menepis dikotomi antara golongan politik nasionalis dan relijius.

Menyitir ucapan Gus Baha, bila seseorang dianggap nasionalis, lantas tidak sembahyang? Sebaliknya, bila ada orang yang relijius, apakah dia tidak nasionalis? Ganjar adalah representasi keduanya.

Oleh: Prihati Utami
Di Jawa tengah ***

Berita Terkait