DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Roland: 9 Tahun di Bawah Pimpinan Jokowi, Masyarakat Masih Bingung Dengan Manuver Politiknya

image
Jokowi teken kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil dalam APBN 2024 yang dianggarkan Sri Mulyani

ORBITINDONESIA.COM - Sembilan tahun dipimpin oleh Pak Jokowi ternyata rakyat Nusantara belum juga mampu membaca setiap gerakan dan manuver yang dibuatnya.

Grand strategi Jokowi membawa Indonesia emas tahun 2045 dengan menyiapkan infrastruktur yang baik, agar mampu memanfaatkan bonus demografi tentunya bisa dirasakan.

Tetapi taktik Jokowi yang nyaris tak terbaca, sama seperti kita masyarakat awam disuruh membaca morse zaman Pramuka. Hanya bisa menduga lalu berhalusinasi, membangun cerita seakan lebih tahu dari apa yg dipikirkan seorang Jokowi.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1 Pekan ke 16, Rizki Ridho Diusir Wasit, Persija Jakarta Takluk dari RANS Nusantara FC

Bahkan kawan dan lawan politiknya serta para pengamatpun dipecundangi. Hanya sepak terjangnya menghabisi lawannya begitu nyata. Seperti politisi senior PDIP Panda Nababan katakan, kalau Suharto menghabisi lawannya melalui tangan beberapa jendral.

Sehingga sering para jendral tersebut berebut posisi agar dianggap paling dekat dengan Soeharto, tetapi Jokowi tidak perlu orang lain menyingkirkannya. Dia lakukan sendiri - ya sendiri.

Mungkin kita sudah mulai lupa bagaimana Jokowi meniadakan kehadiran Sang Wapres periode pertama dengan membuang orang-orang di sekitarnya. Sebut saja Sudirman Said, Anies Baswedan.

Lalu mengirin Setya Novanto ke hotel Prodeo di saat menjadi Ketua DPR, membuang kerewelan Rizal Ramli dari kabinet, mencopot Gatot Nurmantyo dari panglima hingga tenggelam sampai sejarang, menghabisi mafia minyak dg membubarkan Petral, memberangus HTI, FPI dan kelompok radikal lainnya.

Baca Juga: Link Nonton Streaming Aston Villa vs West Ham United Minggu Malam Ini WIB

Bahkan yang lebih dahsyat lagi, merebut kembali kekayaan tanah air kita dari tangan asing: Freeport, Blok Mahakam, Newmont Nusa Tenggara. Jokowi bukanlah presiden hanya mampu omong doang, dia mampu menghadapi tekanan China, Eropa dan AS juga lembaga seperti WTO dan IMF.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait